Senin, 07 Maret 2016

Tugas Softkill Pengantar orientasi kesehatan mental

PENGANTAR ORIENTASI KESEHATAN MENTAL

A. Orientasi Kesehatan Mental

          Kesehaan mental merupakan upaya mengatasi stress, berhubungan dengan orang lain, dan mengambil keputusan. Kesehatan mental dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu selaras dengan perkembangan orang lain. Terkait dengan pengertian kesehatan mental ini, Zakiyah Darajat (1975) mengemukakan, bahwa kesehatan mental merupakan “Terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-poblem yang biasa terjadi, dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya “.
Kesehatan Mental (mental health) terkait dengan :
  1. Bagaimana kita memikirkan, merasakan dan melakukan berbagai situasi kehidupan yang kita hadapi sehari-hari.
  2. Bagaimana kita memandang diri sendiri, kehidupan sendiri dan orang lain.
  3. Bagamana kita mengevaluasi berbagai alternatif dan mengambil keputusan.

B. Konsep Sehat

         Konsep sehat didefinisikan sebagai suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki. Konsep sehat dan kesehatan memiliki definisi yang hampir serupa. Konsep sehat menurut Parkins (1938) adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha memengaruhinya. Saat seseorang berada dalam keadaaan yang sehat, seseorang biasanya akan merasa semangat dan mampu menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik. Hal tersebut disebabkan fungsi tubuh bekerja dengan baik dan mampu membuat seseorang menjadi fokus dan bersemangat dalam melakukan pekerjaan. Selain itu seseorang dapat dikatakan sehat jika orang tersebut secara fisik, emosi, intelektual, spiritual, dan sosial berada dalam keadaan yang normal dan prima.

C. Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental

1. Masa Animisme

Orang Yunani percaya bahwa gangguan mental terjadi karena dewa marah dan membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, maka mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dari korban yang mereka persembahkan. Praktik-praktik semacam tersebut berlangsung mulai dari abad 7-5 SM. Setelah kemunculan naturalisme, maka praktik semacam itupun kian berkurang, walaupun kepercayaan tentang penyakit mental tersebut berasal dari roh-roh jahat tetap bertahan sampai abad pertengahan.

2. Kemunculan Naturalisme

Perubahan sikap terhadap tradisi animisme terjadi pada zaman Hipocrates (460-467). Aliran ini berpendapat bahwa gangguan mental atau fisik merupakan akibat dari alam. Hipocrastes menolak pengaruh roh, dewa, setan atau hantu sebagai penyebab sakit. Ide naturalistik ini kemudian dikembangkan oleh Galen, seorang tabib dalam lapangan pekerjaan pemeriksaan atau pembedahan hewan.Dalam perkembangan selanjutnya, pendekatan naturalistik ini tidak dipergunakan lagi di kalangan orang-orang Kristen. Seorang dokter Perancis, Philipe Pinel (1745-1826) menggunakan filasafat politik dan sosial yang baru untuk memecahkan problem penyakit mental. Dia telah terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Di rumah sakit ini, para pasiennya (yang maniak) dirantai, diikat di tembok dan di tempat tidur. Para pasien yang telah dirantai selama 20 tahun atau lebih karena dipandang sangat berbahaya dibawa jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Akhirnya, di antara mereka banyak yang berhasil. Mereka tidak lagi menunjukkan kecenderungan untuk melukai atau merusak dirinya sendiri.

3. Perkembangan Kesehatan Mental Era Modern

   Perubahan yang sangat berarti dalam sikap dan pengobatan gangguan mental, yaitu dari animisme (irrasional) dan tradisional ke sikap dan cara yang rasional (ilmiah), terjadi pada saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika Serikat, yaitu pada tahun 1783. Perkembangan psikologi abnormal dan pskiatri ini memberikan pengaruh kepada lahirnya ”mental hygiene” yang berkembang menjadi suatu ”Body of Knowledge”beserta gerakan-gerakan yang terorganisir. Perkembangan kesehatan mental dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran dan inspirasi para ahli, terutama dari dua tokoh perintis, yaitu Dorothea Lynde Dixdan Clifford Whittingham Beers. Pada tahun 1909, gerakan kesehatan mental secara formal mulai muncul. Selama dekade 1900-1909, beberapa organisasi kesehatan mental telah didirikan, seperti American Social Hygiene Associatin(ASHA), dan American Federatio for Sex Hygiene.
  Perkembangan gerakan-gerakan di bidang kesehatan mental ini tidak lepas dari jasa Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Bahkan, karena jasa-jasanya itulah, dia dinobatkan sebagai ”The Founder Of The Mental Hygiene Movement”. Dia terkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan gangguan mental dengan cara yang sangat manusiawi. Pada tahun 1950, organisasi kesehatan mental terus bertambah, yaitu dengan berdirinya ”National Association For Mental Health”yang bekerjasama dengan tiga organisasi swadaya masyarakat lainnya, yaitu ”National Committee For Mental Hygiene”, ”National Mental Health Foundation”, dan”Psychiatric Foundation”.
  Gerakan kesehatan mental ini terus berkembang sehingga pada tahun 1075 di Amerika Serikat terdapat lebih dari seribu tempat perkumpulan kesehatan mental. Di belahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui ”The World Federation For Mental Health” dan“The World Health Organization”.



D. Pendekatan Kesehatan Mental

a. Orientasi Klasik
Seseorang dianggap sehat secara mental bila tidak memiliki kondisi yang membuat diri orang tersebut merasa tidak nyaman, seperti ketegangan, rasa lelah, perasaan rendah diri, perasaan tidak berguna yang akan mengganggu efisiensi diri sehari-hari. Aktivitas klasik ini banyak dianut di lingkungan kedokteran. Pengertian kesehatan mental kurang memadai untuk digunakan dalam konteks psikologi. Dalam ranah psikologi, pengertian sehat seperti ini banyak menimbulkan masalah ketika kita berurusan dengan orang-orangyang mengalami gangguan jiwa dengan gejala kehilangan kontak dengan realitas.

b. Orientasi Penyesuaian Diri
Landasan orientasi ini menyatakan bahwa manusia pada umumnya adalah makhluk yang sehat secara mental. Penetuan sehat atau sakit mental dilihat sebagai derajat kesehatan mental. Menurut orientasi ini, kesehatan mental adalah kondisi kepribadian individu secara utuh.

c. Orientasi Pengembangan Potensi
Individu yang sehat mental adalah individu yang dapat dan mampu mengembangkan dan memamanfaatkan potensi yang ada pada dirinya untuk kegiatan yang positif – kosntruktif, sehingga dapat meningkatkan kualitas dirinya, yang digunakan dalam kehidupan sehari – hari. Sehingga bagi orang-orang yang memiliki kesehatan mental, mereka dapat menjadi manusia yang produktif dan tidak bingung dalam menentukan jati dirinya.


Referensi:
Basuki Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Yusuf Syamsu. 2004. Mental Hygiene Pengembangan Kesehatan Mental dalam kajian Psikologi dan Agama. Bandung: Pustaka Bani Quraisy
Rochman, K.L. 2010. Kesehatan Mental. Purwokerto : Fajar Media Press.

0 komentar:

Posting Komentar