PENGANTAR ORIENTASI KESEHATAN MENTAL
A. Orientasi Kesehatan Mental
Kesehaan mental
merupakan upaya mengatasi stress, berhubungan dengan orang lain, dan mengambil
keputusan. Kesehatan mental dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan
itu selaras dengan perkembangan orang lain. Terkait dengan pengertian kesehatan
mental ini, Zakiyah Darajat (1975) mengemukakan, bahwa kesehatan mental
merupakan “Terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi
jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-poblem yang biasa terjadi,
dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya “.
Kesehatan Mental (mental health) terkait dengan :
- Bagaimana kita memikirkan, merasakan dan melakukan berbagai situasi kehidupan yang kita hadapi sehari-hari.
- Bagaimana kita memandang diri sendiri, kehidupan sendiri dan orang lain.
- Bagamana kita mengevaluasi berbagai alternatif dan mengambil keputusan.
B. Konsep Sehat
Konsep sehat didefinisikan sebagai suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki. Konsep sehat dan kesehatan memiliki definisi yang hampir serupa. Konsep sehat menurut Parkins (1938) adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha memengaruhinya. Saat seseorang berada dalam keadaaan yang sehat, seseorang biasanya akan merasa semangat dan mampu menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik. Hal tersebut disebabkan fungsi tubuh bekerja dengan baik dan mampu membuat seseorang menjadi fokus dan bersemangat dalam melakukan pekerjaan. Selain itu seseorang dapat dikatakan sehat jika orang tersebut secara fisik, emosi, intelektual, spiritual, dan sosial berada dalam keadaan yang normal dan prima.
C. Sejarah Perkembangan
Kesehatan Mental
1.
Masa Animisme
Orang
Yunani percaya bahwa gangguan mental terjadi karena dewa marah dan membawa
pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, maka mereka mengadakan perjamuan
pesta (sesaji) dengan mantra dari korban yang mereka persembahkan.
Praktik-praktik semacam tersebut berlangsung mulai dari abad 7-5 SM. Setelah
kemunculan naturalisme, maka praktik semacam itupun kian berkurang, walaupun
kepercayaan tentang penyakit mental tersebut berasal dari roh-roh jahat tetap
bertahan sampai abad pertengahan.
2.
Kemunculan Naturalisme
Perubahan
sikap terhadap tradisi animisme terjadi pada zaman Hipocrates (460-467). Aliran
ini berpendapat bahwa gangguan mental atau fisik merupakan akibat dari alam.
Hipocrastes menolak pengaruh roh, dewa, setan atau hantu sebagai penyebab
sakit. Ide naturalistik ini kemudian dikembangkan oleh Galen, seorang tabib
dalam lapangan pekerjaan pemeriksaan atau pembedahan hewan.Dalam perkembangan
selanjutnya, pendekatan naturalistik ini tidak dipergunakan lagi di kalangan
orang-orang Kristen. Seorang dokter Perancis, Philipe Pinel (1745-1826)
menggunakan filasafat politik dan sosial yang baru untuk memecahkan problem
penyakit mental. Dia telah terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di
Paris. Di rumah sakit ini, para pasiennya (yang maniak) dirantai, diikat di
tembok dan di tempat tidur. Para pasien yang telah dirantai selama 20 tahun
atau lebih karena dipandang sangat berbahaya dibawa jalan-jalan di sekitar
rumah sakit. Akhirnya, di antara mereka banyak yang berhasil. Mereka tidak lagi
menunjukkan kecenderungan untuk melukai atau merusak dirinya sendiri.
3. Perkembangan Kesehatan
Mental Era Modern
Perubahan
yang sangat berarti dalam sikap dan pengobatan gangguan mental, yaitu dari
animisme (irrasional) dan tradisional ke sikap dan cara yang rasional (ilmiah),
terjadi pada saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika
Serikat, yaitu pada tahun 1783. Perkembangan psikologi abnormal dan pskiatri
ini memberikan pengaruh kepada lahirnya ”mental hygiene” yang berkembang
menjadi suatu ”Body of Knowledge”beserta gerakan-gerakan yang terorganisir. Perkembangan
kesehatan mental dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran dan inspirasi para ahli,
terutama dari dua tokoh perintis, yaitu Dorothea Lynde Dixdan Clifford
Whittingham Beers. Pada tahun 1909, gerakan kesehatan mental secara formal
mulai muncul. Selama dekade 1900-1909, beberapa organisasi kesehatan mental
telah didirikan, seperti American Social Hygiene Associatin(ASHA), dan American
Federatio for Sex Hygiene.
Perkembangan
gerakan-gerakan di bidang kesehatan mental ini tidak lepas dari jasa Clifford
Whittingham Beers (1876-1943). Bahkan, karena jasa-jasanya itulah, dia
dinobatkan sebagai ”The Founder Of The Mental Hygiene Movement”. Dia terkenal
karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan gangguan
mental dengan cara yang sangat manusiawi. Pada tahun 1950, organisasi kesehatan mental terus
bertambah, yaitu dengan berdirinya ”National Association For Mental Health”yang
bekerjasama dengan tiga organisasi swadaya masyarakat lainnya, yaitu ”National
Committee For Mental Hygiene”, ”National Mental Health Foundation”,
dan”Psychiatric Foundation”.
Gerakan
kesehatan mental ini terus berkembang sehingga pada tahun 1075 di Amerika
Serikat terdapat lebih dari seribu tempat perkumpulan kesehatan mental. Di belahan
dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui ”The World Federation For
Mental Health” dan“The World Health Organization”.
D. Pendekatan Kesehatan
Mental
a.
Orientasi Klasik
Seseorang
dianggap sehat secara mental bila tidak memiliki kondisi yang membuat diri
orang tersebut merasa tidak nyaman, seperti ketegangan, rasa lelah, perasaan
rendah diri, perasaan tidak berguna yang akan mengganggu efisiensi diri
sehari-hari. Aktivitas klasik ini banyak dianut di lingkungan kedokteran.
Pengertian kesehatan mental kurang memadai untuk digunakan dalam konteks
psikologi. Dalam ranah psikologi, pengertian sehat seperti ini banyak
menimbulkan masalah ketika kita berurusan dengan orang-orangyang mengalami
gangguan jiwa dengan gejala kehilangan kontak dengan realitas.
b.
Orientasi Penyesuaian Diri
Landasan
orientasi ini menyatakan bahwa manusia pada umumnya adalah makhluk yang sehat
secara mental. Penetuan sehat atau sakit mental dilihat sebagai derajat
kesehatan mental. Menurut orientasi ini, kesehatan mental adalah kondisi
kepribadian individu secara utuh.
c.
Orientasi Pengembangan Potensi
Individu
yang sehat mental adalah individu yang dapat dan mampu mengembangkan dan
memamanfaatkan potensi yang ada pada dirinya untuk kegiatan yang positif –
kosntruktif, sehingga dapat meningkatkan kualitas dirinya, yang digunakan dalam
kehidupan sehari – hari. Sehingga bagi orang-orang yang memiliki kesehatan
mental, mereka dapat menjadi manusia yang produktif dan tidak bingung dalam
menentukan jati dirinya.
Referensi:
Basuki Heru. 2008.
Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Yusuf Syamsu. 2004. Mental Hygiene Pengembangan Kesehatan Mental dalam
kajian Psikologi dan Agama. Bandung:
Pustaka Bani Quraisy
Rochman, K.L. 2010.
Kesehatan Mental. Purwokerto : Fajar Media Press.
0 komentar:
Posting Komentar