Rabu, 26 April 2017

Tugas Softskill Materi Psikoterapi yang ke 2 : TERAPI PSIKOANALISIS DAN RATIONAL EMOTIVE THERAPHY


TERAPI PSIKOANALISIS
(FREUD)
Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia dan metode psikoterapi.
Sumbangan utama psikoanalisis :
1.  Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami, dan pemahaman terhadap sifat manusia bisa diterapkan pada perbedaan penderitaan manusia
2.     Tingkah laku diketahui sering ditentukan oleh faktor tak sadar
3.   Perkembangan pada masa dini kanak-kanak memiliki pengaruh yang kuat terhadap kepribadian dimasa dewasa
4.  Teori psikoanalisis menyediakan kerangka kerja yang berharga untuk memahami cara-cara yang di use oleh individu dalam mengatasi kecemasan
5.    Terapi psikoanalis telah memberikan cara-cara mencari keterangan dari ketidaksadaran melalui analisis atas mimpi-mimpi

Ø  Konsep2 utama terapi psikoanalisis
  1. struktur kepribadian
1.      id
2.      ego
3.      super ego
  1. pandangan tentang sifat manusia
1. pandangan freud tentang sifat manusia pada dasarnya pesimistik, deterministic, mekanistik dan reduksionistik
  1. kesadaran & ketidaksadaran
1.      konsep ketaksadaran
a.       mimpi2 → merupakan representative simbolik dari kebutuhan2, hasrat-hasrat konflik
b.      salah ucap / lupa → terhadap nama yg dikenal
c.       sugesti pascahipnotik
d.      bahan-bahan yang berasal dari teknik-teknik asosiasi bebas
e.       bahan-bahan yang berasal dari teknik proyektif
b.      Kecemasan
1.      Adalah suatu keadaan yg memotifasi kita untuk berbuat sesuatu
Fungsi → memperingatkan adanya ancaman bahaya
2.      Ada tiga macam kecemasan menurut freud:
a.       Kecemasan realistis
b.      Kecemasan neurotic
c.       Kecemasan moral

  1. Tujuan terapi Psikoanalisis
1.   Membentuk kembali struktur karakter individu dg jalan membuat kesadaran yg tak disadari didalam diri klien
2.    Focus pd uapaya mengalami kembali pengalaman masa anak2

  1. Fungsi & peran Terapis
1.      Terapis / analis membiarkan dirinya anonym serta hanya berbagi sedikit perasaan & pengalaman sehingga klien memproyeksikan dirinya kepada teapis / analis
2.      Peran terapis
a. Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hubungan personal dlm menangani kecemasan secara realistis
b.     Membangun hubungan kerja dengan klien, dengan banyak mendengar & menafsirkan
c.      Terapis memberikan perhatian khusus pada penolakan2 klien
d.      Mendengarkan kesenjangan2 & pertentangan2 pd cerita klien

  1. Pengalaman klien dalam terapi
1.      Bersedia melibatkan diri kedalam proses terapi yg intensif & berjangka panjang
2.      Mengembangkan hubungan dengan analis / terapis
3.      Mengalami krisis treatment
4.      Memperoleh pemahamn atas masa lampau klien yg tak disadari
5.      Mengembangkan resistensi-resistensi untuk belajar lebih banyak tentang diri sendiri
6.      Mengembangkan suatu hubungan transferensi yang tersingkap
7.      Memperdalam terapi
8.      Menangani resistensi-resistensi & masalah yang terungkap
9.      Mengakhiri terapi

  1. Hubungan terapis & klien
1.  Hubungan dikonseptualkan dalam proses tranferensi yang menjadi inti Terapi Psikoanalisis
2. Transferensi mendorong klien untuk mengalamatkan pada terapis “ urusan yg belum selesai” yang terdapat dalam hubungan klien dimasa lalu dengan orang yang berpengaruh
3. Sejumlah perasaan klien timbul dari konflik-konflik seperti percaya lawan tak percaya, cinta lawan benci
4. Transferensi terjadi pada saat klien membangkitkan kembali konflik masa dininya yg menyangkut cinta, seksualitas, kebencian, kecemasan & dendamnya
5.  Jika analis mengembangkan pandangan yg tidak selaras yg berasal dari konflik2 sendiri, maka akan terjadi kontra transferensi
a.       Bentuk kontratransferensi
→ perasaan tdk suka / keterikatan & keterlibatan yg berlebihan
b.      Kontratransferensi dapat mengganngu kemajuan terapi

  1. Teknik dasar Terapi Psikoanalisis
Ada beberapa teknik yang dipakai Freud dalam psikoterapinya, yaitu:
a)      Asosiasi bebas
Dalam asosiasi bebas klien dipersilakan mewngemukakan apa saja yang terlintas dalam isi jiwanya, tidak peduli apakah hal itu remeh, memalukan, tidak logis, ataupun kabur. Dari ungkapan kesadaran tanpa sensor ini terapis memahami masalah kliennya. Asosiasi bebas dikembangkan Freud dan diterapkan dalam psikoterapi berdasarkan tiga asumsi (Alwisol, 2005 : 46 –47), yaitu:
  1. apa saja yang dikatakan dan dilakukan seseorang sekarang, mempunyai makna dan berhubungan dengan perkataan dan perbuatannya dimasa lalu;
  2. materi yang ada dalam ketidak sadaran berpengaruh penting terhadap tingkah laku;
  3. materi yang ada dalam ketidak sadaran dapat dibawa ke kesadaran dengan mendorong ekspresi bebas setiap kali hal itu muncul ke dalam pikiran.Menurut Freud, meskipun klien menghalangi topic tertentu dan berusaha menyembunyikannya, suatu saat terbentuk rantai aso-siasi yang membuat terapis dapat memahami konflik yang telah terjadi pada klien
b)      Analisis mimpi
Ketika seseorang tidur control kesadaran terhadap ketidak sadaran menjadi lemah sehingga ketidak sadaran berusaha muncul keepermukaan dalam bentuk mimpi. Dengan memahami makna mimpi berarti dapat dipahami pula aspek-aspek ketidak sadaran yang berhubungan dengan konflik yang terjadi.

c)      Freudian slips
Freudian slipsatau parapraxes adalah gejala salah ucap, salah membaca, salah dengar, salah meletakkan objek, dan tiba-tiba lupa. Bagi Freud gejala-gejala tersebut bukan bersifat kebetulan, tetapi 26 berhubungan erat dengan ketidaksadaran. Dengan menganalisis ge-jala-gejala tersebut akan terungkap gambaran mental yang ada dibaliknya.
d)     Interpretasi
Dalam interpretasi terapis mengenalkan kepada klien makna yang tidak disadari dari pikiran perasaan, dan keingingannya. 
e)      Analisis resistensi
Resistensi adalah mekanisme pertahanan dari klein untuk tidak mengungkapkan topik tertentu kerana alasan tertentu pula. Oleh karena itu dengan menganalisis apa yang ingin disembunyikan klien akan dapat diperoleh informasi yang sangat penting berkenaan dengan masalah yang pernah dialami klien.
f)       Tranferensi
Transferensi adalah pengungkapan isi ketidak sadaran yang tersimpan sejak masa kanak-kanak dengan memakai terapis senagai medianya
g)      Pengulangan
Pengulangan atau working throughberupa tindakan menginterpretasi dan mengidentifikasi masalah klien, mengulang resistensi dan transferensi, pada seluruh aspek pengalaman kejiwaan.

Tindakan ini dilakukan secara berulang-ulang sampai terapis menemukan akar permasalah yang menyebabkan klien mengalami gangguan. 
 
Ø  Kelebihan terapi psikoanalisis 
Terapi ini memiliki dasar teori yang kuat dengan terapi ini terapis bisa lebih mengetahui masalah pada diri klien, karena prosesnya dimulai dari mencari tahu pengalaman-pegalaman masa lalu pada diri klien terapi ini bisa membuat klien megetahui masalah apa yang selama ini tidak disadarinya.
Ø  Kekurangan terapi psikoanalisis 
Terapi ini membutuhkan waktu yang terlalu panjang, memakan banyak biaya bagi klien karena waktunya lama,bisa membuat klien menjadi jenuh sehingga diperlukan terapis yang benar-benar teratih untuk melakukan terapi.

Rational Emotive Therapy
(ALBERT ELLIS)

A.    Biografi tokoh :
Albert Ellis terkenal sebagai pemikir dan pencetus rasional emotif terapi, sebuah bentuk terapi yang populer dan banyak digunakan dalam proses konseling saat ini. Albert Ellis dilahirkan pada tahun 1913 di Pittsburgh, Amerika Serikat. Pada saat mencetuskan teorinya, dia mendapati bahwa teori psikoanalasis yang dipelopori oleh Freud tidak mendalam dan adalah satu bentuk pemulihan yang tidak saintifik. Pada awal tahun 1955, beliau telah menggabungkan terapi-terapi kemanusiaan, fisolofikal dan tingkah laku dan dikenali sebagai teori emosi-rasional (RET/ Rational Emotive Therapy). Semenjak itu beliau terkenal sebagai bapak kepada teori RET dan salah satu tokoh teori tingkah laku kognitif.
Pada masa kanak-kanak, Albert Ellis sering mengalami gangguan kesehatan. Bahkan dia pernah menjalani rawat inap untuk perawatan penyakit nefritis yang dideritanya sebanyak Sembilan kali. Albert Ellis adalah orang yang mempunyai cita-cita yang tinggi untuk menjadi pakar dalam ilmu psikologi. Pada tahun 1947 hingga 1953 Ellis telah menjalankan kajian secara klasikal berasaskan psikoterapi. Hasil kajian mendapati bahwa terapi psikoanalisis tidak begitu menyeluruh dan tidak saintifik.
                                                           
B.     Pendekatan Teori Rasional Emotif Terapi Albert Ellis
Sebuah pernyataan yang humanis dari Albert Ellis “Acceptance is not love. You love a person because he or she has lovable traits, but you accept everybody  just be cause they're alive and human” (Penerimaan bukan cinta. Anda mencintai seseorang karena dia memiliki sifat menyenangkan, tapi Anda menerima semua orang hanya karena mereka hidup dan manusia). Pandangan pendekatan rasional emotif tentang kepribadian Albert Ellis, dapat dikaji dari konsep-konsep kunci teori Albert Ellis.
 Ada tiga pilar yang membangun tingkah laku individu, yaitu:
1.    Antecedent event (A),
Antecedent event (A) yaitu segenap peristiwa luar yang dialami atau memapar individu. Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau sikap orang lain. Perceraian suatu keluarga, kelulusan bagi siswa, dan seleksi masuk bagi calon karyawan merupakan antecendent event bagi seseorang.
2.    Belief (B),
Belief (B) yaitu keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi diri individu terhadap suatu peristiwa. Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu keyakinan yang rasional (rational belief atau rB) dan keyakinan yang tidak rasional (irrasional belief atau iB). Keyakinan yang rasional merupakan cara berpikir atau system keyakinan yang tepat, masuk akal, bijaksana, dan kerana itu menjadi prosuktif. Keyakinan yang tidak rasional merupakan keyakinan atau system berpikir seseorang yang salah, tidak masuk akal, emosional, dan keran itu tidak produktif.
3.    Emotional consequ (C) kerangka pilar ini yang kemudian dikenal dengan konsep atau teori ABC.
Emotional consequence (C) merupakan konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau hambatan emosi dalam hubungannya dengan antecendent event (A). Konsekuensi emosional ini bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh beberapa variable antara dalam bentuk keyakinan (B) baik yang rB maupun yang iB.Selain itu, Ellis juga menambahkan D dan E untuk rumus ABC ini. Seorang terapis harus melawan (dispute; D) keyakinan-keyakinan irasional itu agar kliennya bisa menikmati dampak-dampak (effects; E) psikologis positif dari keyakinan-keyakinan yang rasional. Albert Ellis juga menambahkan bahwa secara biologis manusia memang “diprogram” untuk selalu menanggapi “pengondisian-pengondisian” semacam ini. Keyakinan-keyakinan irasional tadi biasanya berbentuk pernyataan-pernyataan absolut.

Ø  Dalam menjelaskan teorinya tentang Rasional Emotif terapi, Albert Ellis mempunyai pendekatan sebagai berikut:
  1. Teori RET mementingkan tiga aspek utama yaitu kognitif, emosi dan aspek tingkah laku.
  2. Memberi penekanan kepada pemikiran,penganalisaan, penilaian, perlakuan dan membuat keputusan.
  3. Pendekatan teori ini bercorak deduktif atau mengajar, mengarah dan mengutamakan kepada pemikiran daripada kepercayaan yang tidak rasional.
  4. Kepercayaan ini perlu dicabar dan diperbetulkan supaya dapat mewujudkan sistem kepercayaan yang baik dan rasional.
  5. Prinsip terapi RET boleh digunakan kepada masalah sekarang, masalah yang lain dalam kehidupan dan juga masalah yang mungkin dihadapi pada masa akan datang.
  6. Fokus prinsip ini adalah kepada pemikirandan tindakan, bukan hanya mengikuti perasaan.
  7. Terapi ini dianggap sebagai satu proses pembelajaran kerana fungsi konselor yang berbeda-beda.
  8. Teori Ellis ini berasaskan bahwa individu-individu mempunyai usaha untuk bertindak sama dan dalam bentuk rasional maupun tidak rasional.

C.    Penerapan Teknik dan Prosedur Rational Emotive Therapy 
TRE memberikan keleluasaan kepada pempraktek untuk menjadi eklektik. Sebagian besar sistem psikoterapi mengandaikan suatu kondisi tunggal yang diperlukan bagi pengubahan kepribadian. Ellis (1976, hlm 89), berpendapat bahwa mungkin tidak ada kondisi tunggal atau sekumpulan kondisi yang memadai dan yang esensial bagi terjadinya suatu perubahan. TRE menandaskan bahwa orang-orang bisa mengalami perubahan melalui banyak jalan yang berbeda seperti memiliki pengalaman-pengalaman hidup yang berarti, belajar tentang pengalaman-pengalaman, orang lain, memasuki hubungan dengan terapis, menonton film, mendengarkan rekaman-rekaman, mempraktekkan pekerjaan rumah yang spesifik, melibatkan diri dalam korespondensi melalui saluran-saluran TRE, menghabiskan waktu sendirian untuk berpikir dan meditasi, dan dengan banyak cara lain untuk menentukan perubahan kepribadian yang tahan lama.
Teknik TRE yang esensial adalah mengajar secara aktif-direktif. Segera setelah terapi dimulai, terapis memainkan peran sebagai pengajar yang aktif untuk mereeduksi klien. Dalam hal ini teknik-teknik yang dapat digunakan dalam terapi ini meliputi diantaranya: pelaksanaan pekerjaan rumah (home task/work) dimana pada pelaksnaannya klien diajarkan dan disuruh untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan rumah yang dapat dilakukannya seperti kedisiplinan waktu, merapihkan tempat tidur, melaksanakan komunikasi dan relasi yang positif (produktif), desensitiasi, pengkondisian operan, hipnoterapi dan latihan asertif.

D. Teknik-teknik Emotive Rational Therapy
1)      Assertive adaptive
Teknik yang digunakan untuk melatih, mendorong, dan membiasakan klien untuk secara terus-menerus menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang diinginkan. Latihan-latihan yang diberikan lebih bersifat pendisiplinan diri klien.
2)      Bermain peran
Teknik untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu.
3)      Imitasi
Teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah laku tertentu dengan maksud menghadapi dan menghilangkan tingkah lakunya sendiri yang negatif.

Ø  Kelebihan Rational Emotive Therapy :
a.    Pendekatan ini cepat sampai kepada masalah yang dihadapi oleh klien. Dengan demikian, perawatan juga dapat dilakukan dengan cepat.
b.    Berfikir logis yang diajarkan kepada klien dapat digunakan dalam menghadapi masalah yang lain.
c.    Klien merasa dirinya mempunyai keupayaan intelaktual dan kemajuan dari cara berfikir.

Ø  Kekurangan Rational Emotive Therapy:
a.       Ada klien yang boleh ditolong melalui analisa logis dan falsafah, tetapi ada pula yang tidak begitu cerdas otaknya untuk dibantu dengan cara yang sedemikian yang berasaskan kepada logika.
b.      Ada sebagian klien yang begitu terpisah dari realitas sehingga usaha untuk membawanya ke alam nyata sukar sekali dicapai.
c.       Ada juga sebagian klien yang memang suka mengalami gangguan emosi dan bergantung kepadanya dalam hidupnya, dan tidak mau berbuat apa-apa perubahan lagi dalam hidup mereka.


Sumber : Bertens, K. (2006). Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: PT Gramedia
Corey, Gerald. 2009. Teori Dan Praktek Konseling Dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama
indryawati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../TERAPI+PSIKOANALISIS.doc