Kamis, 17 November 2016

TUGAS SOFTSKILL PSIKOLOGI MANAJEMEN : KOMUNIKASI


Komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio yang berarti ‘pemeberitahuan’ atau ‘pertukaran pikiran’. Jadi secara garis besar, dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikasi (penerima pesan).
Definisi komunikasi menurut Carl I. Hovland adalah proses dimana seorang individu atau komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang – lambang bahasa (verbal maupun non verbal) unruk mengubah tingkah laku seseorang.
Menurut William Albig, komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan.
Sedangkan menurut Karlfried Knapp, komunikasi merupakan interaksi antarpribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan nonverbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung/tatap muka atau melalui media lain (tulisan, oral, dan visual)

DIMENSI KOMUNIKASI :

Dimensi Komunikasi meliputi 4 aspek yaitu:
     1. Dimensi Isi

Dimensi isi disandi secara verbal dan menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan. Isi adalah apa yang dibicarakan dalam komunikasi antara satu orang dengan orang yang lain atau bahkan lebih.
Contoh : Pelanggan memesan makanan kepada pelayan Atau  Orang pertama (Pelayan) berbicara kepada Orang kedua (Chef/bagian masak) tentang Makanan yang dipesan oleh pelanggan.

2. Dimensi Kebisingan

Dimensi kebisingan adalah tinggi rendahnya suara yang terdengar dalam melakukan komunikasi atau suatu bentuk gangguan yang terjadi saat dua belah pihak sedang berkomunikasi.
Contoh : banyaknya kendaraan motor yang lewat di depan warung makan MM dan suara musik yang diputar diwarung makan MM, membuat pelayan itu tidak mendengarnya dengan baik saat pelanggan memesan minuman, sehingga pelayan tersebut bertanya kembali kepada pelanggan minuman yang dipesan oleh pelanggan.

     3. Dimensi Jaringan

     Dimensi jaringan adalah sejauh mana seseorang meluaskan jangkauan informasinya dalam melakukan komunikasi atau Percakapan antara dua orang atau lebih tidak hanya terjadi secara langsung, tetapi ada beberapa percakapan yang dapat dilakukan melalui orang lain. 
Contoh : Saat observasi di warung makan MM ada 3 orang yang bekerja bagian masak dua orang dan bagian pelayan satu orang. Ketiga orang ini harus saling berkomunikasi dalam membagi tugasnya seperti memasak, mempersiapkan minum, mengantar makanan dan minuman kepada pelanggan dan juga melayani saat pelanggan membayar di kasir. Seperti contoh ketika pelanggan memesan makanan kepada pelayan, pelayan tersebut menyampaikan  pesanan makanan pelanggan kepada (chef) atau orang yang bagian masak.
 
     4.   Dimensi Arah

      Komunikasi dalam konteks ini dibagi menjadi dua, yaitu komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah. Komunikasi satu arah merupakan satu orang memberikan informasi kepada orang lainnya tanpa ada timbal balik, sedangkan komunikasi dua arah merupakan komunikasi dimana satu orang memberikan informasi ke orang lain, dan orang lain juga memberikan informasi,
Sehingga terjadi pertukaran informasi diantara keduanya.
Berdasarkan pembahasan teori di atas kami menganalisa bahwa komunikasi itu sangat penting dipelajari karena banyak hal-hal yang tidak diketahui oleh banyak orang. Setiap orang memerlukan komunikasi bahkan sudah menjadi aktivitas pokok dalam kehidupan manusia. Karena dengan berkomunikasi manusia bisa menyampaikan pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain.
Komunikasi sendiri merupakan suatu proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih berupa pesan informasi, ide, emosi, keterampilan dan sebagainya melalui simbol atau lambang yang dapat menimbulkan efek berupa tingkah laku yang dilakukan dengan media-media tertentu dengan maksud agar komunikator dan komunikan saling memahami maksud dan tujuan dari informasi yang diberikan.

Contoh : Arah Komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu satu arah dan dua arah. Lagi-lagi ini adalah merupakan dimensi yang bebas. Apapun yang mungkin dikatakan oleh Orang pertama dan Orang kedua, sejauh manapun gangguan suara kebisingan kendaraan motor dan mobil yang lewat di depan warung makan MM ikut terlibat, bagaimanapun jaringan komunikasinya, Orang pertama mungkin berbicara dengan Orang kedua cara ini: Orang pertama=>Orang Kedua; atau cara ini: Orang pertama=><=Orang kedua. Orang pertama dapat berbicara menu makanan yang dipesan oleh pelanggan dan Orang kedua hanya dapat mendengarkan lalu memasaknya, yaitu komunikasi satu arah; atau orang pertama dapat berbicara makanan yang di pesan oleh pelanggan kepada orang kedua dan orang kedua dapat membalas berbicara kembali Contoh makanan yang di pesannya Pedas atau tidak, yaitu komuniksai dua arah.

Sumber : 
Suprapto, T. (2009). Pengantar Teori Manajemen dan Komunikasi. Yogyakarta : Media Pressindo.
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Gramedia Wiasarana Indonesia, 2005
https://ishmahsaraya.wordpress.com/2016/10/23/tugas-softskill-psikologi-manajemen-komunikasi/
http://dianeriyany111.blogspot.co.id/2015/10/tugas-softskill-psikologi-manajemen.html

Jumat, 11 November 2016

Tugas Softskill Psikologi Manajemen Analisis SWOT


1 Merek permen  apa sajakah yang sudah dikeluarkan oleh Perusahaan Perfetti Van Melle? 
  • Merek Global :

  • Merek Regional
 
  
  

2.      Mengapa Penelitian dan pengembangan memainkan peran strategis yang penting di Perfetti Van Melle ?

Karena Konsumen di kedua Negara maju dan berkembang sangat sensitif terhadap pengalaman baru dan konsep itulah sebabnya Perusahaan Perfetti Van Melle slalu mengejutkan dengan mengeluarkan produk-produk baru, rasa baru, kemasan baru, dan konsep baru yang akan membantu mereka menikmati manis saat-saat dalam kehidupan mereka.


3.      Siapa saja yang terlibat dalam membangun Perusahaan Perfetti Van Melle      ? 
  •      Tahun 1900 Izaak Van Melle memulai bisnis gula kecil di Breskens dengan mengkonversi toko roti yang didirikan 60 tahun yang lalu oleh kakeknya. 
  • Tahun 1932 Saudara Michael dan Pierre Van Melle berangkat ke Polandia di mana mereka belajar prosedur untuk menghasilkan mengunyah buah lunak. Dari perjalanan mereka membawa asli "Katakan Dough" ke Belanda, yang mengarah pada penciptaan Fruittella. Berdasarkan resep Fruittella mereka terinspirasi untuk membuat peppermint rasa permen untuk kemudian bernama Mentos. 
  • Tahun 1946   Saudara Ambrogio dan Egidio Perfetti mulai Dolcificio Lombardo, memproduksi permen dan bonbons di Lainate, sebuah kota di luar Milan di Italia. Perusahaan ini berubah nama menjadi Perfetti pada tahun 1970.


4.      Kapan Perusahaan Perfetti Van Melle resmi di dirikan?

Perfetti Van Melle didirikan pada bulan Maret 2001 ketika Perfetti Spa diperoleh Van Melle, menciptakan perusahaan kembang gula global yang terbesar ketiga di dunia.

5.      Dimana sajakah Perusahaan Perfetti Van Melle mempromosikan dan menjual produk ?

Perfetti Van Male mempromosikan dan menjual Produknya di berbagai Negara seperti Indonesia, Italia, Cina, India, RusiaVietnam, Turki, Brazil, Belanda, Spanyol, Jerman dll. Sudah lebih dari 150 negara Perffeti Van Malle mepromosikan dan menjual produknya.

6.      Bagaimana Perusahaan Perfetti Van Melle ini tetap bertahan di Era krisis Globalisasi ?  

Perusahan Perfetti Van Malle tetap bertahan di era globalisasi salah satunya karena perusahaan ini slalu berinovasi dengan produk-produk baru, rasa baru, kemasan baru dan konsep produk baru .
Perusahaan Perfetti Van Malle sangat mementingkan memahami pasar dan tren dalam rangka untuk mengidentifikasi dan mengantisipasi tuntutan konsumen. Termasuk Kualitas, pengetahuan pasar dan konsumen keinginan.

 Sumber :  http://www.perfettivanmelle.com/

Analisis SWOT :

1.      Strenghts (Kekuatan)
  • Selalu berinovasi dalam menciptakan selera produk yang unik dengan, rasa baru, kemasan baru dan konsep produk baru
  • Produknya sudah dinikmati lebih dari 150 negara di dunia
  • Banyaknya varian rasa dan berkualitas produknya membuat berkembang dalam tingginya pasar    
  • Salah satu produsen terbesar di dunia dan distributor sudah berkembang

2.     Weaknes (Kelemahan )

  • Dalam isi bungkusan permennya terkadang masih ada yang kosong
  • Kadang-kadang ada reject dalam bungkusan jumlah dari satu pouchnya kurang 
  •  Produk yang reject bisa di kembalikan oleh supplier 
  •  Masih ada beberapa merek produknya yang Negara lain belum tau seperti merek-merek regionalnya
3.      Oppurtunities (Peluang) 

  •   Kemudahan mempromosikan produk bisa lebih luas bekerja sama dengan distributor yang ada di  Negara-negara lain
  •  Produknya familiar di masyarakat jadi banyak orang yang menyukainya
  •  Semakin banyak inovasi semakin meningkat di pasaran

4.      Threats (Ancaman) 

  •   Adanya kemungkinan daya saing dengan perusahan permen lainnya 
  •  Adanya perselisihan dalam bisnis 
  •   Banyaknya persaingan harga dan kualitas dengan perusahaan permen lainnya terutama permen-permen impor dari cina dengan harga yang murah.

Minggu, 17 April 2016

KESEHATAN MENTAL : SELF-DIRECTED CHANGES

A.    Konsep dan Penerapan Self-Directed Changes

Menurut teori kompetensi, langkah yang merupakan elemen mendasar untuk mengajarkan atau menigkatkan kompetensi orang dewasa (Competence At Work, 1993). Biasanya disebut dengan istilah “Self Directed Change Theory”. Teori ini mengajarkan tentang bagaimana kita bisa mengubah diri ke arah yang lebih baik dari kenyataan hidup yang kurang mendukung, katakanlah semacam stres. Dalam teori “self-directed change” yang berprinsip bahwa orang akan berubah hanya jika mereka :
  1. Merasakan perubahan itu demi kepentingan mereka sendiri.
  2. Merasa tidak puas dengan situasi atau level kinerja kini (aktual).
  3.  Jelas mengenai suatu situasi atau level kompetensi yang dikehendaki.
  4. Jelas mengenai langkah-langkah tindakan yang dapat mereka jalani untuk bergerak dari situasi atau level kompetensi aktual menuju situasi atau level kompetensi yang dikehendaki.

Dalam “self-directed change” terdapat tahapan untuk melakukan perubahan diri yaitu :
·         Meningkatkan kontrol diri
Diri kita memiliki kebebasan untuk berubah, namun kebebasan kita dibatasi oleh kebebasan orang lain. Sehingga dibutuhkan pengontrolan diri. Semakin besar perubahan diri yang kita buat, akan semakin besar pengontrolan diri yang kita lakukan.
·         Menetapkan tujuan : Saat kita sudah memutuskan untuk melakukan perubahan diri, maka disaat itupun kita juga harus sudah menetapkan apa tujuan dari perubahan yang kita lakukan.
·         Pencatatan perilaku : Melakukan pencatatan perilaku tidak bisa dianggap remeh. Dalam melakukan perubahan diri, ada baiknya apabila melakukan pencatatan perilaku baik perilaku yang ingin diubah maupun perilaku yang telah berhasil diubah.
·         Menyaring anteseden perilaku : Apa yang dimaksud anteseden? Anteseden merupakan peristiwa yang dialami saat ini namun peristiwa tersebut merupkan akibat dari peristiwa sebelumnya. Menyaring anteseden berguna untuk me-review apa saja perubahan yang telah kita lakukan dan apa saja akibat yang telah kita terima dari perubahan tersebut.
·         Menyusun konsekuensi yang efektif : Setelah menyaring anteseden, dibutuhkan konsekuensi yang efektif untuk  mendukung perubahan yang lebih positif.
·         Menerapkan rencana  intervensi : Setelah melakukan penyusunan, kita dapat menerapkannya dalam praktek  perubahan diri. Apabila penyusunan yang dibuat benar-benar matang, hal       tersebut dapat mempermudah dalam melakukan penerapan rencana intervensi.
·         Evaluasi : Setelah melakukan 6 tahap diatas, evaluasi menjadi tahap terakhir yang tak kalah penting. Evaluasi dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap perubahan yang telah dilakukan. Hasil dari perubahan pun dapat terlihat apakah perubahan yang kita lakukan sesuai yang diharapkan atau justru menyimpang dari harapan.
Refrensi : http://nurhafizoh2.blogspot.co.id/2015/06/tugas-4-kesehatan-mental-pekerjaan-dan.html

KESEHATAN MENTAL : PEKERJAAN DAN WAKTU LUANG (2)

A.    Penyesuaian Diri Dalam Pekerjaan

Kepuasan KerjaTidak ada satu batasan dari kepuasan kerja/pekerjaan yang dirasakan yang paling sesuai oleh para penulis dan peneliti. Tenaga kerja yang puas dengan pekerjaannya merasa senang dengan pekerjaannya. Dari batasan Locke dapat disimpulakan adanya dua unsur yang penting dalam kepuasan kerja, yaitu nilai-nilai pekerjaan dan kebutuhan-kebutuhan dasar. Nilai-nilai pekerjaan merupakan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan tugas pekerjaan. Yang ingin dicapai adalah nilai-nilai pekerjaan yang dianggap penting oleh individu. Dikatakan selanjutnya bahwa nilai-nilai pekerjaan harus sesuai atau membantu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan hasil dari tenaga kerja yang berkaitan dengan motivasi kerja.
·         Perubahan dalam persediaan dan permintaan, dan berganti pekerjaan
  1. Keluar (exit), Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan meninggalkan pekerjaan. Termasuk mencari pekerjaan lain.
  2. Menyuarakan (voice), Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan melalui usaha aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi, termasuk memberikan saran perbaikan.
  3. Mengabaikan (neglect), Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan melalui sikap membiarkan keadaan menjadi lebih buruk. Misalnya  sering absen, upaya berkurang, dan kesalahan yang dibuat makin banyak.
  4. Kesetiaan (loyalty), Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan menunggu secara pasif sampai kondisinya menjadi lebih baik.
  5. Waktu Luang
B.     Waktu Luang
Dalam bahasa Inggris waktu luang dikenal dengan sebutan leisure. Kata leisure sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu licere yang berarti diizinkan (To be Permited) atau menjadi bebas (To be Free). Kata lain dari leisure adalah loisir yang berasal dari bahasa Perancis yang artinya waktu luang (Free Time), George Torkildsen.
Berdasarkan teori dari George Torkildsen dalam bukunya yang berjudul leisure and recreation management (Januarius Anggoa, 2011) definisi berkaitan dengan leisure antara lain :
1.      Waktu luang sebagai waktu (leisure as time)

Waktu luang digambarkan sebagai waktu senggang setelah segala kebutuhan yang mudah telah dilakukan. Yang mana ada waktu lebih yang dimiliki untuk melakukan segala hal sesuai dengan keinginan yang bersifat positif. Pernyataan ini didukung oleh Brightbill yang beranggapan bahwa waktu luang erat kaitannya dengan kaitannya dengan kategori discretionary time, yaitu waktu yang digunakan menurut pemilihan dan penilaian kita sendiri.
2.      Waktu luang sebagai aktivitas (leisure as activity)

Waktu luang terbentuk dari segala kegiatan bersifat mengajar dan menghibur pernyataan ini didasarkan pada pengakuan dari pihak The International Group of the Social Science of Leisure, menyatakan bahwa: “waktu luang berisikan berbagai macam kegiatan yang mana seseorang akan mengikuti keinginannya sendiri baik untuk beristirahat, menghibur diri sendiri, menambah pengetahuan atau mengembangkan keterampilannya secara objektif atau untuk meningkatkan keikutsertaan dalam bermasyarakat.
3.      Waktu luang sebagai suasana hati atau mental yang positif (leisure as an end in itself or a state of being)
Pieper beranggapan bahwa:“Waktu luang harus dimengerti sebagai hal yang berhubungan dengan kejiwaan dan sikap yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, hal ini bukan dikarenakan oleh faktor-faktor yang datang dari luar. Hal ini juga bukan merupakan hasil dari waktu senggang, liburan, akhir pekan, atau liburan panjang.
4.      Waktu luang sebagai sesuatu yang memiliki arti luas (leisure as an all embracing)
Menurut Dumadezirer, waktu luang adalah relaksasi, hiburan, dan pengembangan diri. Dalam ketiga aspek tersebut, mereka akan menemukan kesembuhan dari rasa lelah, pelepasan dari rasa bosan, dan kebebasan dari hal-hal yang bersifat menghasilkan. Dengan kata lain, waktu luang merupakan ekspresi dari seluruh aspirasi manusia dalam mencari kebahagiaan, berhubungan dengan tugas baru, etnik baru, kebijakan baru, dan kebudayaan baru.
5.      Waktu luang sebagai suatu cara untuk hidup (leisure as a way of living)

Seperti yang dijelaskan oleh Goodale dan Godbye dalam buku The Evolution Of Leisure : “Waktu luang adalah suatu kehidupan yang bebas dari tekanan-tekanan yang berasal dari luar kebudayaan seseorang dan lingkungannya sehingga mampu untuk bertindak sesuai rasa kasih yang tak terelakkan yang bersifat menyenangkan, pantas, dan menyediakan sebuah dasar keyakinan”. Hal senada juga diungkapkan oleh Soetarlinah Sukadji (Triatmoko, 2007) yang melihat arti istilah waktu luang dari 3 dimensi, yaitu:
·         Dilihat dari dimensi waktu, waktu luang dilihat sebagai waktu yangtidak digunakan untuk bekerja mencari nafkah, melaksanakan kewajiban, dan mempertahankan hidup
·         Dari segi cara pengisian, waktu luang adalah waktu yang dapat diisi dengan kegiatan pilihan sendiri atau waktu yang digunakan dan dimanfaatkan sesuka hati.
·         Dari sisi fungsi, waktu luang adalah waktu yang dimanfaatkan sebagai sarana mengembangkan potensi, meningkatkan mutu pribadi, kegiatan terapeutik bagi yang mengalami gangguan emosi, sebagai selingan hiburan, sarana rekreasi, sebagai kompensasi pekerjaan yang kurang menyenangkan, atau sebagai kegiatan menghindari sesuatu.

Ø  Manfaat Mengisi Waktu Luang :
a.       Orang yang menggunakan waktu secara efisien akan memperoleh banyak keuntungan, misalnya mereka dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu, sehingga ada waktu untuk memulihkan kebugaran fisik dan mental, rekreasi, dan interaksi sosial. Manfaat mengisi waktu luang yaitu menurut Soetarlinah Sukadji (Triatmoko, 2007) yaitu:  Bisa meningkatkan kesejahteraan jasmani.
b.      Meningkatkan kesegaran mental dan emosional.
c.       Membuat kita mengenali kemampuan diri sendiri.
d.      Mendukung konsep diri serta harga diri.
e.       Sarana belajar dan pengembangan kemampuan.
f.       Pelampiasan ekspresi dan keseimbangan jasmani, mental, intelektual, spiritual, maupun estetika.
g.      Melakukan penghayatan terhadap apa yang anda sukai tanpa tidak mempedulikan segi materi.

Refrensi :
Munandar, Ashar Suyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
https://putisalla.wordpress.com/2015/08/08/tugas-ke-4-softskill-kesehatan-mental-pekerjaan-dan-waktu-luang-latepost/

KESEHATAN MENTAL : PEKERJAAN DAN WAKTU LUANG

A.    Mengubah sikap terhadap pekerjaan

·         Definisi Nilai Pekerjaan

Nilai pekerjaan adalah nilai dari apa yang kita kerjakan, sangat bergantung kepada cara berpikir kita terhadap pekerjaan itu. Sekecil apapun pekerjaan yang kita lakukan, jika kita memahami bahwa pekerjaan itu adalah bagian dari sebuah perencanaan besar, atau bahwa pekerjaan itu adalah proses menuju terwujudnya sesuatu yang besar, maka tidak akan ada lagi perasaan kecil dalam hati kita ketika mengerjakan pekerjaan itu.

·         Apa yang di cari dalam Pekerjaan?

Mencari uang: Hal ini adalah hal yang paling dasar yang mendorong seseorang untuk bekerja.  Untuk mencari nafkah (uang), untuk mencukupi kebutuhannya dan keluarga. Hal ini juga yang biasa digunakan sebagai pertimbangan dalam memilih suatu pekerjaan. Semakin besar gaji (uang) yang ditawarkan oleh pekerjaan tersebut, maka semakin menarik perkerjaan itu. Banyak orang yang berpindah-pindah kerja untuk mencari gaji yang lebih tinggi.

Mencari pengembangan diri: Adalah tabiat manusia untuk ingin berkembang menjadi lebih baik. Orang bekerja karena mereka ingin mencari pengembangan (potensi) diri mereka. Mereka akan  mencari pekerjaan dimana mereka dapat mengembangkan diri mereka disana.

Mencari teman/sarana bersosialisasi: Manusia adalah makhluk sosial yang perlu untuk bersosialisasi. Maka manusia perlu bekerja untuk menambah teman dan relasi mereka. Sebagai media dan tempat mereka untuk bersosialisasi.

Mencari kebanggaan/kehormatan diri: Hal lain yang dicari oleh orang dengan bekerja adalah kebanggaan dan kehormatan diri. Orang yang mencukupi kebutuhan dirinya dengan bekerja lebih terhormat dibandingkan orang yang tergantung pada orang lain.



  • Fungsi Psikologis dari Pekerjaan
Meskipun apa kata orang tentang memiliki pekeraan untuk hidup. Itu mungkin jelas sekarang bahwa setiap orang bekerja keras untuk uangnya sendiri. Survei membuktikan kebanyakan orang akan melanjutkan pekerjaanya bahkan jika mereka memiliki cukup uang untuk hidup nyaman seumur hidupnya (Renwick&Lawler,1978). Kenyataanya adalah bekerja itu meenuhi kebutuhan psikologis dan social yang penting. Rasa pemenuhan pribadi, orang membutuhkan perasaan kalau mereka tumbuh, mempelajarai keahlian baru, dan mencapai sesuatu yang berharga ketika perasaan ini kurang, mereka mungkin pindah ke pekerjaan yang menjanjikan pencapaian yang lebih atau hasil yang jelas. Contohnya, seorang individu yang pekerjaanya terarah mungkin meninggalkan meja untuk bekerja menjual barang atau konstruksi. Bahkan orang yang sudah mendapatkan banyak uang tidak akan mau mengurangi waktu dan energy yang di habiskan oleh pekerjaan mereka.kemampuan karena kebutuhan akan penghargaan dan penguasaan (Morgan,1972)

B.     Proses dalam memilih pekerjaan

·         Tahap pertama adalah pada umur 15 - 22 tahun: Pada tahap ini, seseorang umumnya memilih jurusan, yang menurutnya baik dan ia suka. Apakah seseorang memilih jurusan tertentu oleh karena masalah imej jurusan tersebut- ini adalah salah satu faktor. Bisa juga ia memilih jurusan tertentu karena rekomendasi orang tua dan sisi ekonomi atau peluang kerja. Beragam alasan orang memilih jurusan tertentu di sekolah atau kampus.
·         Tahap kedua adalah pada umur 22 - 30 tahun: Pada fase ini, orang memilih karir sesuai dengan jurusan yang ia pelajari di kampus. Ia tertarik dengan pekerjaan barunya dan mulai menekuni apa yang ia pilih. Ini biasanya bisa terjadi sampai umur 30 tahun. Ada gairah terhadap pekerjaan apalagi kalau di perusahaan tempat ia bekerja ada suasana kondusif ditambah dengan jenjang karier yang jelas.
·         Tahap ketiga adalah pada umur 30 - 38 tahun: Bila seseorang menekuni pekerjaannya pada fase kedua, kinerjanya akan semakin baik pada phase ini. Kinerjanya umumnya di atas rata-rata. Gairah kerja semakin bertambah. Ia mungkin mencapai posisi manager dalam sebuah perusahaan pada phase ini. Karir semakin mantap dan bisa sampai menduduki posisi Vice President. Ini tergantung berapa bagus kinerjanya dan berapa baik budaya korporasi di perusahaan.
·         Tahap keempat adalah pada umur 38 - 45 tahun: Inilah tahapan atau fase yang tepat untuk memikirkan ulang pekerjaan yang seharusnya ditekuni. Pada phase ini biasanya orang mulai makin sadar akan pekerjaan yang seharusnya ia tekuni. Ini adalah fase yang kritis karena pada phase ini akan muncul pertanyaan, "Mau ke mana arah atau jalur karir yang akan ditempuh?" Pada fase ini persaingan ke posisi yang lebih tinggi semakin ketat. Peluang untuk naik ke posisi yang banyak membuat kebijakan strategis semakin kecil karena persaingan atau ada orang yang lebih hebat atau lebih cerdas dari Anda untuk menduduki posisi tersebut. Pada saat yang sama, Anda juga ingin merasakan keleluasaan untuk memberikan keputusan. Ada keinginan untuk membuat keputusan-keputusan yang lebih besar bagi perusahaan atau organisasi yang akan menambah kepuasan diri juga; ada self-actualisation- meminjam istilah dari Abraham Maslow.
·         Tahap kelima adalah pada umur 45 - 55 tahun: Bila seseorang lolos pada fase ke empat, biasanya ia akan semakin mantap pada phase ini, khususnya mereka yang memilih karir atau menemukan pekerjaan yang cocok dengan bakat dan talenta pribadinya. Karirnya akan semakin bersinar. Ada kematangan baik dalam jiwa dan dalam pekerjaan. Ia semakin mengerti tujuan perusahaan. Ia makin mengerti relasi dari organisasi dengan masyarakat luas. Namun, pada fase ini juga orang akan mulai mengalami kebosanan di pekerjaan kalau salah mengambil keputusan pada tahap kelima. Jangankan di phase ini, pada phase keempat pun orang sudah mulai merasakan kebosanan dalam pekerjaan. Gairah kerja hilang karena tidak ada keputusan berarti yang bisa dilakukan bagi perusahaan.
·         Tahap keenam adalah umur 55 - 62 tahun: Orang-orang yang sukses melewati tahap ke empat dan kelima akan mengalami gairah kerja yang semakin bertambah pada fase ini. Kreatifitas muncul; ide-ide baru utuk memperbaiki organisasi melintas dalam pikiran. Vitalitas orang semakin bertambah dalam pekerjaan pada phase ini. 'Self-actualization' semakin matang dan mulai mempersiapkan diri utuk memasuki phase terakhir.
·         Tahap ketujuh adalah 62 - 70 tahun: Pada fase ini orang mulai memikirkan bagaimana meneruskan karir yang sudah dibangun atau perusahaan yang sudah dirintis dan berjalan. Ia mulai memikirkan siapa yang akan menggantikannya di kemudian hari. Bila Anda kebetulan pada fase ini, Anda sudah harus memikirkan bagaimana agar apa yang sudah dimulai dan dikerjakan bisa diteruskan dalam track yang benar oleh penerus Anda.

C.    Memilih Pekerjaan Yang Cocok
Hubungan antara Karakteristik Pribadi dan Pekerjaan dalam Memilih Pekerjaan yang Cocok
·         Kepribadian Artistik
Karakter: kreatif, imajinasi yang tak pernah berhenti, suka mengekspresikan diri, suka bekerja tanpa aturan, menikmati pekerjaan yang berkaitan dengan design/warna/kata-kata. Orang artistik merupakan pemecah masalah yang sangat hebat karena mereka menggabungkan pola pikir intuisi dan pendekatan rasional.
Pekerjaan yang cocok: editor, grafik desainer, guru drama, arsitek, produser, ahli kecantikan, model, pemain film, sutradara, interior desain.
·         Kepribadian Konvensional
Karakter: menyukai aturan, prosedur yang rapi, teliti, tepat waktu, suka bekerja dengan rincian data, tertib, cenderung pendiam dan lebih hati-hati.
Pekerjaan yang cocok: akuntan, petugas asuransi, penegak hukum, pengacara, penulis, penerjemah.
·         Kepribadian Aktif
Karakter: gigih, berani, suka berkompetisi, penuh semangat, pekerja keras, ekstrovet, enerjik, dan progresif.
Pekerjaan yang cocok: wiraswasta, direktur program, manajer.
·         Kepribadian Investigasi
Karakter: analitis, intelektual, ilmiah, menyukai misteri, sangat memperhatikan detail, lebih suka bekerja secara individu, menggunakan logika.
Pekerjaan yang cocok: analisis sistem komputer, programmer, dosen, profesor, statistik, dokter.
·         Kepribadian Realistis
Karakter: realistis, praktis, simpel, bekerja di luar ruangan, berorientasi pada masalah dan solusinya, suka bekerja dengan objek yang kongkrit, pekerjaan yang menggunakan alat bantu atau mesin.
Pekerjaan yang cocok: tukang listrik, dokter gigi, insinyur.
·         Kepribadian Sosial
Karakter: suka membantu orang lain, dapat berkomunikasi dengan baik, bekerja dalam tim, sabar, murah hati, memiliki empati, memusatkan diri dengan interaksi manusia, suka berbicara.
Pekerjaan yang cocok: psikolog, guru, mediator, perawat, entertainer, selebriti.


Refrensi :
Munandar, Ashar Suyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.