A.
Penyesuaian Diri Dalam
Pekerjaan
Kepuasan KerjaTidak
ada satu batasan dari kepuasan kerja/pekerjaan yang dirasakan yang paling
sesuai oleh para penulis dan peneliti. Tenaga kerja yang puas dengan
pekerjaannya merasa senang dengan pekerjaannya. Dari batasan Locke dapat
disimpulakan adanya dua unsur yang penting dalam kepuasan kerja, yaitu
nilai-nilai pekerjaan dan kebutuhan-kebutuhan dasar. Nilai-nilai pekerjaan
merupakan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan tugas pekerjaan.
Yang ingin dicapai adalah nilai-nilai pekerjaan yang dianggap penting oleh
individu. Dikatakan selanjutnya bahwa nilai-nilai pekerjaan harus sesuai atau
membantu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Dengan demikian dapat kita
simpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan hasil dari tenaga kerja yang berkaitan
dengan motivasi kerja.
·
Perubahan dalam persediaan dan permintaan, dan berganti pekerjaan
- Keluar (exit), Ketidakpuasan kerja yang
diungkapkan dengan meninggalkan pekerjaan. Termasuk mencari pekerjaan
lain.
- Menyuarakan (voice), Ketidakpuasan kerja yang
diungkapkan melalui usaha aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi,
termasuk memberikan saran perbaikan.
- Mengabaikan (neglect), Ketidakpuasan kerja yang
diungkapkan melalui sikap membiarkan keadaan menjadi lebih buruk.
Misalnya sering absen, upaya berkurang, dan kesalahan yang dibuat
makin banyak.
- Kesetiaan (loyalty), Ketidakpuasan kerja yang
diungkapkan dengan menunggu secara pasif sampai kondisinya menjadi lebih
baik.
- Waktu Luang
B.
Waktu Luang
Dalam bahasa Inggris waktu
luang dikenal dengan sebutan leisure. Kata leisure sendiri berasal dari bahasa
Latin yaitu licere yang berarti diizinkan (To be Permited) atau menjadi bebas
(To be Free). Kata lain dari leisure adalah loisir yang berasal dari bahasa
Perancis yang artinya waktu luang (Free Time), George Torkildsen.
Berdasarkan teori dari George Torkildsen
dalam bukunya yang berjudul leisure and recreation management (Januarius
Anggoa, 2011) definisi berkaitan dengan leisure antara lain :
1. Waktu luang sebagai waktu (leisure as
time)
Waktu luang digambarkan sebagai waktu
senggang setelah segala kebutuhan yang mudah telah dilakukan. Yang mana ada
waktu lebih yang dimiliki untuk melakukan segala hal sesuai dengan keinginan
yang bersifat positif. Pernyataan ini didukung oleh Brightbill yang beranggapan
bahwa waktu luang erat kaitannya dengan kaitannya dengan kategori discretionary
time, yaitu waktu yang digunakan menurut pemilihan dan penilaian kita sendiri.
2. Waktu luang sebagai aktivitas (leisure
as activity)
Waktu luang terbentuk dari segala kegiatan bersifat mengajar dan menghibur
pernyataan ini didasarkan pada pengakuan dari pihak The International Group of
the Social Science of Leisure, menyatakan bahwa: “waktu luang berisikan
berbagai macam kegiatan yang mana seseorang akan mengikuti keinginannya sendiri
baik untuk beristirahat, menghibur diri sendiri, menambah pengetahuan atau
mengembangkan keterampilannya secara objektif atau untuk meningkatkan
keikutsertaan dalam bermasyarakat.
3.
Waktu luang sebagai
suasana hati atau mental yang positif (leisure as an end in itself or a state
of being)
Pieper beranggapan bahwa:“Waktu luang harus dimengerti sebagai hal yang
berhubungan dengan kejiwaan dan sikap yang berhubungan dengan hal-hal
keagamaan, hal ini bukan dikarenakan oleh faktor-faktor yang datang dari luar.
Hal ini juga bukan merupakan hasil dari waktu senggang, liburan, akhir pekan,
atau liburan panjang.
4.
Waktu luang sebagai
sesuatu yang memiliki arti luas (leisure as an all embracing)
Menurut Dumadezirer, waktu luang adalah relaksasi, hiburan, dan
pengembangan diri. Dalam ketiga aspek tersebut, mereka akan menemukan
kesembuhan dari rasa lelah, pelepasan dari rasa bosan, dan kebebasan dari
hal-hal yang bersifat menghasilkan. Dengan kata lain, waktu luang merupakan
ekspresi dari seluruh aspirasi manusia dalam mencari kebahagiaan, berhubungan
dengan tugas baru, etnik baru, kebijakan baru, dan kebudayaan baru.
5. Waktu luang sebagai suatu cara untuk
hidup (leisure as a way of living)
Seperti yang dijelaskan oleh Goodale dan
Godbye dalam buku The Evolution Of Leisure : “Waktu luang adalah suatu
kehidupan yang bebas dari tekanan-tekanan yang berasal dari luar kebudayaan
seseorang dan lingkungannya sehingga mampu untuk bertindak sesuai rasa kasih yang
tak terelakkan yang bersifat menyenangkan, pantas, dan menyediakan sebuah dasar
keyakinan”. Hal senada juga diungkapkan oleh Soetarlinah Sukadji (Triatmoko,
2007) yang melihat arti istilah waktu luang dari 3 dimensi, yaitu:
·
Dilihat dari dimensi waktu, waktu luang dilihat sebagai waktu yangtidak
digunakan untuk bekerja mencari nafkah, melaksanakan kewajiban, dan
mempertahankan hidup
·
Dari segi cara pengisian, waktu luang adalah waktu yang dapat diisi dengan
kegiatan pilihan sendiri atau waktu yang digunakan dan dimanfaatkan sesuka
hati.
·
Dari sisi fungsi, waktu luang adalah waktu yang dimanfaatkan sebagai sarana
mengembangkan potensi, meningkatkan mutu pribadi, kegiatan terapeutik bagi yang
mengalami gangguan emosi, sebagai selingan hiburan, sarana rekreasi, sebagai
kompensasi pekerjaan yang kurang menyenangkan, atau sebagai kegiatan
menghindari sesuatu.
Ø Manfaat Mengisi Waktu
Luang :
a.
Orang yang menggunakan waktu secara efisien akan memperoleh banyak
keuntungan, misalnya mereka dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu,
sehingga ada waktu untuk memulihkan kebugaran fisik dan mental, rekreasi, dan
interaksi sosial. Manfaat mengisi waktu luang yaitu menurut Soetarlinah Sukadji
(Triatmoko, 2007) yaitu: Bisa meningkatkan kesejahteraan jasmani.
b.
Meningkatkan kesegaran mental dan emosional.
c.
Membuat kita mengenali kemampuan diri sendiri.
d.
Mendukung konsep diri serta harga diri.
e.
Sarana belajar dan pengembangan kemampuan.
f.
Pelampiasan ekspresi dan keseimbangan jasmani, mental, intelektual,
spiritual, maupun estetika.
g.
Melakukan penghayatan terhadap apa yang anda sukai tanpa tidak mempedulikan
segi materi.
Refrensi :
Munandar,
Ashar Suyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia.
https://putisalla.wordpress.com/2015/08/08/tugas-ke-4-softskill-kesehatan-mental-pekerjaan-dan-waktu-luang-latepost/
https://putisalla.wordpress.com/2015/08/08/tugas-ke-4-softskill-kesehatan-mental-pekerjaan-dan-waktu-luang-latepost/
0 komentar:
Posting Komentar