A.
Pengertian Stres
J.P
Chaplin dalam kamus lengkap psikologi mendefinisikan stres sebagai satu
keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis. Hal senada diungkapkan
dalam Atkinson (1983), stress terjadi ketika orang dihadapkan dengan peristiwa
yang mereka rasakan sebagai mengancam kesehatan fisik maupun psikologisnya. Keadaan
sosial, lingkungan, dan fisikal yang menyebabkan stress dinamakan stressor.
Stres merupakan mekanisme yang kompleks
dan menghasilkan respon yang saling terkait baik fisiologis, psikologis, maupun
perilaku pada individu yang mengalaminya, dimana mekanisme tersebut bersifat
individual yang sifatnya berbeda antara individu yang satu dengan individu yang
lain.
stress memiliki tiga bentuk yaitu:
stress memiliki tiga bentuk yaitu:
1.
Stimulus,
yaitu stres merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan stres
atau disebut juga dengan stressor.
atau disebut juga dengan stressor.
2.
Respon,
yaitu stres yang merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul
karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stres. Respon yang muncul dapat
secara psikologis, seperti: jantung berdebar, gemetar, pusing, serta respon psikologis
seperti: takut, cemas, sulit berkonsentrasi, dan mudahtersinggung.
karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stres. Respon yang muncul dapat
secara psikologis, seperti: jantung berdebar, gemetar, pusing, serta respon psikologis
seperti: takut, cemas, sulit berkonsentrasi, dan mudahtersinggung.
3.
Proses,
yaitu stres digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara aktif dapat
mempengaruhi dampak stres melalui strategi tingkah laku, kognisi maupun afeksi.
mempengaruhi dampak stres melalui strategi tingkah laku, kognisi maupun afeksi.
·
Arti Penting Stres :
Stress menurut Hans Selye 1976 merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan stress apabila seseorang mengalami beban atau tugas yang berat tetapi orang tersebut tidak dapat mengatasi tugas yang dibebankan itu, maka tubuh akan berespon dengan tidak mampu terhadap tugas tersebut, sehingga orang tersebut dapat mengalami stress. Respons atau tindakan ini termasuk respons fisiologis dan psikologis.
·
Efek-Efek stress menurut hans
selye
Menurut
Hans Selye, ahli endokrinologi terkenal di awal 1930 tidak semua jenis stres
bersifat merugikan. Berikut adalah beberapa efek dari stress:
1.
Local Adaptation Stres.
Local
Adaptation Stress adalah ketika tubuh menghasilkan banyak respon setempat
terhadap stres. Respon setempat ini contohnya seperti pembekuan darah,
penyembuhan luka, akomodasi cahaya, dan masih banyak lagi. Responnya
berlangsung dalam jangka yang sangat pendek. Karakteristik dari LAS adalah
respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system, respon
bersifat adaptif sehingga diperlukan stresor untuk menstimulasinya, respon
bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus, dan respon bersifat
restorative.
2.
General Adaptation Syndrome
General
Adaptation Syndrome adalah istilah penting dari Hans Selye yang ditemukan saat
membahas tentang stress. Menurutnya ketika organisme berhadapan dengan
stressor, dia akan mendorong dirinya sendiri untuk melakukan tindakan. Usaha
ini diatur oleh kelenjar adrenal yang menaikkan aktivitas sistem syaraf
simpatetik. Reaksi fisiologis tubuh terhadap perubahan-perubahan akibat stress
itulah yang disebut sebagai General Adaption Syndrome. GAS terdiri dalam tiga
fase :
a.
Alarm reaction (reaksi
peringatan) pada
fase ini tubuh dapat mengatasi stressor dengan baik. Apabila ada rasa takut
atau cemas atau khawatir tubuh akan mengeluarkan adrenalin, yaitu hormon yang
mempercepat katabolisme untuk menghasilkan energi untuk persiapan menghadapi
bahaya mengacam ditandai dengan denyut jantung bertambah dan otot berkontraksi.
b.
The stage of resistance (reaksi
pertahanan).
Reaksi terhadap stressor sudah mencapai atau melebihi tahap kemampuan tubuh.
Pada keadaan ini, mulai timbul gejala-gejala psikis dan somatis. Respon ini
disebut juga coping mechanism. Coping berarti kegiatan menghadapi masalah,
misalnya kecewa diatasi dengan humor.
c.
Stage of exhaustion (reaksi
kelelahan). Pada
fase ini gejala-gejala psikosomatik tampak dengan jelas. Gejala psikosomatis
antara lain gangguan penceranaan, mual, diare, gatal-gatal, impotensi, exim,
dan berbagai bentuk gangguan lainnya.
·
Sumber-sumber
stress di dalam keluarga :
Stress
di sini juga dapat bersumber dari interaksi di antara para anggota keluarga,
seperti : perselisihan dalam masalah keuangan, perasaan saling acuh tak acuh,
tujuan-tujuan yang saling berbeda dll. Misalnya : perbedaan keinginan tentang
acara televisi yang akan ditonton, perselisihan antara orang tua dan anak-anak
yang menyetel tape-nya keras-keras, tinggal di suatu lingkungan yang terlalu
sesak, kehadiran adik baru. Khusus pada penambahan adik baru ini, dapat
menimbulkan perasaan stress terutama pada diri ibu yang selama hamil (selain
perasaan senang, tentu), dan setelah kelahiran. Rasa stress pada ayah
sehubungan dengan adanya anggota baru dalam keluarga, sebagai kekhawatiran akan
berubahnya interaksi dengan ibu sebagai istrinya atau kekhawatiran akan
tambahan biaya. Pra orang tua yang kehilangan anak-anaknya atau pasanganya
karena kematian akan merasa kehilangan arti (sarafino,1990).
·
Sumber-sumber
stress didalam komunitas dan lingkungan :
interaksi
subjek diluar lingkungan keluarga melengkapi sumber-sumber stress. Contohnya :
pengalaman stress anak-anak disekolah dan di beberapa kejadian kompetitif,
seperti olahraga. Sedangkan beberapa pengalaman stress oang tua bersumber dari
pekerjaannya, dan lingkungan yang stressful sifatnya. Khususnya ‘occupational
stress’ telah diteliti secra luas.
·
Pekerjaan
dan stress : Hampir semua orang didalam kehidupan mereka mengalami stress
sehubungan denga pekerjaan mereka. Tidak jarang situasi yang ‘stressful’ ini
kecil saja dan tidak berarti, tetapi bagi banyak orang situasi stress itu
begitu sangat terasa dan berkelanjutan didalam jangka waktu yang lama.
Faktor-faktor yang membuat pekerjaan itu ‘stressful’ ialah :
1.
Tuntutan
kerja : pekerjaan yang terlalu banyak dan membuat orang bekerja terlalu
keras dan lembur, karena keharusan mengerjakannya.
keras dan lembur, karena keharusan mengerjakannya.
2.
Jenis
pekerjaan : jenis pekerjaan itu sendiri sudah lebih ‘stressful’ dari pada jenis
pekerjaan lainnya. Pekerjaan itu misalnya : jenis pekerjaan yang memberikan penilaian
atas penampilan kerja bawahannya (supervisi), guru, dan dosen.
pekerjaan lainnya. Pekerjaan itu misalnya : jenis pekerjaan yang memberikan penilaian
atas penampilan kerja bawahannya (supervisi), guru, dan dosen.
3.
Pekerjaan
yang menuntut tanggung jawab bagi kehidupan manusia : contohnya tenaga
medis mempunyai beban kerja yang berat dan harus menghadapi situasi kehidupan dan
kematian setiap harinya. Membuat kesalahan dapat menimbulkan konsekuensi yang
serius.
medis mempunyai beban kerja yang berat dan harus menghadapi situasi kehidupan dan
kematian setiap harinya. Membuat kesalahan dapat menimbulkan konsekuensi yang
serius.
Menurut Sarafino (1990) stress kerja dapat disebabkan karena :
a.Lingkungan fisik yang terlalu menekan
b.Kurangnya kontrol yang dirasakan
c.Kurangnya hubungan interpersonal
d.Kurangnya pengakuan terhadap kemajuan kerja
Stress yang berasal dari lingkungan : lingkungan yang dimaksud disni adalah lingkungan fisik, seperti : kebisingan, suhu yang terlalu panas, kesesakan, dan angin badai (tornado,tsunami). Stressor lingkungan mencakup juga stressor secara makro seperti migrasi, kerugian akibat teknologi modern seperti kecelakaan lalu lintas, bencana nuklir (Peterson dkk, 1991) dan faktor sekolah (Graham,1989).
B.
Tipe-tipe stress
1.
Tekanan : hasil hubungan antara
peristiwa-peristiwa persekitaran dengan individu. Paras
tekanan yang dihasilkan akan bergantung kepada sumber tekanan dan cara
individu tersebut bertindak balas. Tekanan mental adalah sebagian daripada
kehidupan harian Ia merujuk kepada kaedah yang menyebabkan ketenangan
individu terasa di ancam oleh peristiwa persekitaran dan menyebabkan
individu tersebut bertindak balas. Anda boleh mengalami tekanan ketika di
tempat kerja, menyesuaikan diri dengan persekitaran baru,
atau melalui hubungan sosial. Tekanan mental yang sederhana boleh menjadi
pendorong kepada satu-satu tindakan dan pencapaian tetapi kalau tekanan mental anda itu terlalu tinggi, ia boleh menimbulkan masalah sosial dan seterusnya menggangukesehatan anda.
tekanan yang dihasilkan akan bergantung kepada sumber tekanan dan cara
individu tersebut bertindak balas. Tekanan mental adalah sebagian daripada
kehidupan harian Ia merujuk kepada kaedah yang menyebabkan ketenangan
individu terasa di ancam oleh peristiwa persekitaran dan menyebabkan
individu tersebut bertindak balas. Anda boleh mengalami tekanan ketika di
tempat kerja, menyesuaikan diri dengan persekitaran baru,
atau melalui hubungan sosial. Tekanan mental yang sederhana boleh menjadi
pendorong kepada satu-satu tindakan dan pencapaian tetapi kalau tekanan mental anda itu terlalu tinggi, ia boleh menimbulkan masalah sosial dan seterusnya menggangukesehatan anda.
2.
Frustasi : adalah suatu harapan yang
diinginkan dan kenyataan yang terjadi tidak sesuai
dengan yang diharapkan.
dengan yang diharapkan.
3.
Konflik : Berasal dari kata kerja latin
configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan
pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan
pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
4.
Kecemasan : Banyak pengertian/definisi
yang dirumuskan oleh para ahli dalam
merumuskan pengertian tentang kecemasan. Beberapa ahli yang mencoba
untuk mengemukakan definisi kecemasan, antara lain :
merumuskan pengertian tentang kecemasan. Beberapa ahli yang mencoba
untuk mengemukakan definisi kecemasan, antara lain :
·
Maramis
(1995) menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu ketegangan, rasa tidak aman,
kekhawatiran, yang timbul karena dirasakan akan mengalami kejadian yang tidak
menyenangkan.
·
Lazarus
(1991) menyatakan bahwa kecemasan adalah reaksi individu terhadap hal yang akan
dihadapi. Kecemasan merupakan suatu perasaan yang menyakitkan, seperti
kegelisahan, kebingungan, dan sebagainya, yang berhubungan dengan aspek
subyektif emosi. Kecemasan merupakan gejala yang biasa pada saat ini, karena itu
disepanjang perjalanan hidup manusia, mulai lahir sampai menjelang kematian,
rasa cemas sering kali ada.
·
Saranson
dan Spielberger (dalam Darmawanti 1998) menyatakan bahwa kecemasan merupakan
reaksi terhadap suatu pengalaman yang bagi individu dirasakan sebagai ancaman.
Rasa cemas adalah perasaan tidak menentu, panik, takut, tanpa mengetahui apa
yang ditakutkan dan tidak dapat menghilangkan perasaan gelisah dan rasa cemas
tersebut.
·
Tjakrawerdaya
(1987) mengemukakan bahwa kecemasan atau anxietas adalah efek atau perasaan
yang tidak menyenangkan berupa ketegangan, rasa tidak aman dan ketakutan yang
timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang mengecewakan tetapi sumbernya
sebagian besar tidak disadari oleh yang bersangkutan.
C. Symptom Reducing Responses terhadap Stress
1.
pengertian
symptom -reducing responses terhadap stress
Kehidupan akan terus berjalan seiring dengan brjalannya waktu. Individu yang mengalami stress tidak akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu setiap individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan keunikannya masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada. Mekanisme Pertahanan Diri
Indentifikasi adalah suatu cara yang digunakan individu untuk mengahadapi orang lain dengan membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti orang lain tersebut. Misalnya seorang mahasiswa yang menganggap dosen pembimbingnya memiliki kepribadian yang menyenangkan, cara bicara yang ramah, dan sebagainya, maka mahasiswa tersebut akan meniru dan berperilaku seperti dosennya.
Kompensasi Seorang individu tidak
memperoleh kepuasan dibidang tertentu, tetapi mendapatkan kepuasaan dibidang
lain. Misalnya Andi memiliki nilai yang buruk dalam bidang Matematika, namun
prestasi olahraga yang ia miliki sangat memuaskan. Overcompensation / Reaction
Formation Perilaku seseorang yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut
tidak mengakui tujuan pertama tersebut dengan cara melupakan serta
melebih-lebihkan tujuan kedua yang biasanya berlawanan dengan tujuan pertama.
Misalnya seorang anak yang ditegur gurunya karena mengobrol saat upacara,
beraksi dengan menjadi sangat tertib saat melaksanakan upacara san menghiraukan
ajakan teman untuk mengobrol.
Ø
Sublimasi
Sublimasi
adalah suatu mekanisme sejenis yang memegang peranan positif dalam
menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif.
Penggantian objek dalam bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat dan
derajatnya lebih tinggi. Misalnya sifat agresifitas yang disalurkan menjadi
petinju atau tukang potong hewan.
Ø
Proyeksi
Proyeksi adalah mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat bain sendiri pada objek diluar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain. Mutu Proyeksi lebih rendah daripada rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak menyukai temannya, namu n ia berkata temannya lah yang tidak menyukainya.
Proyeksi adalah mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat bain sendiri pada objek diluar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain. Mutu Proyeksi lebih rendah daripada rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak menyukai temannya, namu n ia berkata temannya lah yang tidak menyukainya.
Ø
Introyeksi
Introyeksi adalah memasukan dalam diri pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain. Misalnya seorang wanita mencintai seorang pria lalu ia memasukkan pribadi pria tersebut ke dalam pribadinya.
Introyeksi adalah memasukan dalam diri pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain. Misalnya seorang wanita mencintai seorang pria lalu ia memasukkan pribadi pria tersebut ke dalam pribadinya.
Ø
Reaksi Konversi
Secara singkat mengalihkan koflik ke
alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik. Misalnya belum belajar saat
menjelang bel masuk ujan, seorang anak wajahnya menjadi pucat berkeringat.
Ø
Represi
Represi adalah konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan ditekan ke dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan. Misalnya seorang karyawan yang dengan sengaja melupakan kejadian saat ia di marahi oleh bosnya tadi siang.
Represi adalah konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan ditekan ke dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan. Misalnya seorang karyawan yang dengan sengaja melupakan kejadian saat ia di marahi oleh bosnya tadi siang.
Ø
Supresi
Supresi yaitu menekan konflik impuls yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya. Misalnya dengan berkata “Sebaiknya kita tidak membicarakan hal itu lagi.”
Supresi yaitu menekan konflik impuls yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya. Misalnya dengan berkata “Sebaiknya kita tidak membicarakan hal itu lagi.”
Ø
Denial
Denial adalah mekanisme perilaku penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan. Misalnay seorang penderita diabetes memakan semua makanan yang menjadi pantangannya.
Denial adalah mekanisme perilaku penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan. Misalnay seorang penderita diabetes memakan semua makanan yang menjadi pantangannya.
Ø
Regresi
Regresi adalah mekanisme perilaku seorang yang apabila menghadapi konflik frustasi, ia menarik diri dari pergaulan. Misalnya artis yang sedang digosipkan selingkuh karena malu maka ia menarik diri dari perkumpulannya.
Regresi adalah mekanisme perilaku seorang yang apabila menghadapi konflik frustasi, ia menarik diri dari pergaulan. Misalnya artis yang sedang digosipkan selingkuh karena malu maka ia menarik diri dari perkumpulannya.
Ø
Fantasi
Fantasi adalah apabila seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan berkhayal/berfantasi, misalnya dengan lamunan. Contoh seorang pria yang tidak memilki keberanian untuk menyatakan rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi dirinya dengan orang yang ia cintai.
Fantasi adalah apabila seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan berkhayal/berfantasi, misalnya dengan lamunan. Contoh seorang pria yang tidak memilki keberanian untuk menyatakan rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi dirinya dengan orang yang ia cintai.
Ø
Negativisme
Adalah perilaku seseorang yang selalu bertentangan / menentang otoritas orang lain dengan perilaku tidak terpuji. Misalkan seorang anak yang menolak perintah gurunya dengan bolos sekolah.
Adalah perilaku seseorang yang selalu bertentangan / menentang otoritas orang lain dengan perilaku tidak terpuji. Misalkan seorang anak yang menolak perintah gurunya dengan bolos sekolah.
Ø
Sikap Mengritik Orang Lain
Bentuk pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan. perilaku ini termasuk perilaku agresif yang aktif. Misalkan seorang karyawan yang berusaha menjatuhkan karyawan lain dengan adu argument saat rapat berlangsung.
D. Pendekatan
problem solving terhadap stress
Strategi koping yang spontan mengatasi strees :
Dukungan
sosial dan konsep-konsep terkait : beberapa penulis meletakkan dukungan sosial
terutama dalam konteks hubungan yang akrab atau ‘kualitas hubungan’ (Winnubst
dkk,1988). Menurut Robin & Salovey (1989) perkawinan dan keluarga
barangkali merupakan sumber dukungan sosial yang penting. Akrab adalah penting
dalam masalah dukungan sosial, dan hanya mereka yang tidak terjalin suatu
keakraban berada pada resiko. Para ilmuan lainnya menetapkan dukungan sosial
dalam rangka jejaring sosial. Wellman(1985) meletakkan dukungan sosial didalam
analisis jaringan yang lebih longgar : dukungan sosial yan hanya dapat dipahami
kalau orang tahu tentang struktur jaringan yang lebih luas yang didalamnya
seorang terintegrasi. Segi-segi struktural jaringan ini mencangkup
pengaturan-pengaturan hidup, frekuensi kontak, keikutsertaan dalam kegiatan
sosial, keterlibatan dalam jaringan sosial (Ritter,1988). Rook (1985)
menganggap dukungan sosial sebagai satu diantara fungsi pertalian (atau ikatan)
sosial. Segi-segi fungsional mencangkup : dukungan emosional, mendorong adanya
ungkapan perasaan, pemberian nasehat atau informasi, pemberian bantuan material
(Ritter, 1988). Ikatan-ikatan sosial menggambarkan tingkat dan kualitas umum
dari hubungan interpersonal.
Dukungan sosial sebagai ‘kognisi’ atau ‘fakta sosial’ : “Dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan/atau non-verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerimaan”(Gottlieb, 1983).
Dukungan sosial sebagai ‘kognisi’ atau ‘fakta sosial’ : “Dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan/atau non-verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerimaan”(Gottlieb, 1983).
Ø
Jenis
dukungan sosial :
a.
Dukungan
emosional
b.
Dukungan
penghargaan
c.
Dukungan instrumental
d.
Dukungan
informatif
Refrensi :
Christian,M.2005.Jinakkan
stress.Bandung:Nexx Media
Basuki,
A.M Heru. 2008.Psikologi Umum
0 komentar:
Posting Komentar