Rabu, 30 Maret 2016

Tugas Kesehatan Mental : Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan



A.    Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan

Penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamik yang hampir selalu membutuhkan perubahan dan adaptasi, dan dengan demikian semakin tetap dan tidak merubah respon - respon itu, maka semakin sulit juga menangani tuntutan-tuntutan yang berubah. Kenyataan ini menjelaskan pengaruh-pengaruh yang menghancurkan kepribadian seseorang. Orang yang mengalami depresi karena sering kali merasa sulit menyesuaikan diri dengan pola tingkah laku yang di perlukan.
Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery). Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Penyesuaian diri yang dilakukan oleh seseorang akan berdampak juga pada pertumbuhan personalnya. Jika seseorang dapat menyesuaikan diri dengan baik di lingkungan sekitarnya apalagi di lingkungan baru, maka pertumbuhan personalnya juga akan mengalami peningkatan.
Sedangkan  Pertumbuhan adalah proses yang mencakup pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan kedalaman. Prof. Gessel mengatakan, bahwa pertumbuhan pribadi manusia adalah proses yang terus-menerus. Semua pertumbuhan terjadi berdasarkan pertumbuhan yang terjadi sebelumnya.

B.     Pertumbuhan Personal

Manusia merupakan mahluk individu. manusia disebut sebagai individu apabila tingkah lakunya spesifik atau menggambarkan dirinya sendiri dan bukan bertingkah laku secara umum atau seperti orang lain. Jadi individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas dalam lingkup sosial tetapi mempunyai ke khasan tersendiri yang spesifik terhadap dirinya dalam lingkup sosial tersebut. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.

  •  Penekanan Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957) bahwa perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai keadaan dimana diferensiasi, artikulasi dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambat laun bagian-bagiannya akan menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.

  • Variasi Dalam Pertumbuhan
Tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau mungkin diluar dirinya. Hal ini yang menyebabkan mengapa adanya variasi dalam pertumbuhan.

  •   Kondisi-Kondisi Untuk bertumbuh
Kondisi jasmaniah seperti pembawa dan struktur atau konstitusi fisik dan tempramen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat korelasi ang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen (Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong ekstromorf yaitu yang ototnya lemah, tubuhnya rapuh, ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan dalam aktivitas sosial, dan pemilu. Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku maka dapat diperkirakan sistem syaraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa gangguan dalam sistem syaraf, kelenjar dan otot dapat menimbulkan gejala-gejala gangguan mental, tingkah laku dan kepribadian. Dengan demikian, kondisi sistem tubuh yang baik merupakan syaraf bagi tercapainya proses penyesuaian diri yang baik. Disamping itu, kesehatan dan penyakit jasmaniah juga berhubungan dengan penyesuaian diri, kualitas penyesuaian diri yang baik hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi kesehatan jasmaniah yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan penyakit jasmaniah yang diderita oleh seseorang akan mengganggu proses penyesuaian dirinya.

  •    Fenomenologi Pertumbuhan
Fenomenologi memandang manusia hidup dalam “dunia kehidupan“ yang di persepsikan dan diinterpretasi secara subyektf. Setiap, orang mengalami dunia dengan caranya sendiri. “alam” pengalaman setia yang berbeda dari alam pengalam orang lain (Brower. 1983 : 14). Fenomenologi banyak mempengaruhi tulisan – tulisan Carl Rogers, yng boleh disebut sebagai bapak psikologi Humanistik. Carl Rogers menggaris besarkan pandangan humanistik sebagai berikut (kita pinjam dengan sedikit perubahan dari Coleman dan Hammen. 1974 :33).

Referensi:
Semium, Yustinus (2006) Kesehatan mental 1. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Yogyakarta
Kartini Kartono, 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta
https://nabilapd.wordpress.com/2015/04/09/penyesuaian-diri-dan-pertumbuhan/

Minggu, 20 Maret 2016

Tugas Kesehatan Mental Teori Kepribadian Sehat menurut pendapat Erich Fromm

A.     Erich Fromm
(1900-1980), lahir di Frankfurt, Jerman pada tanggal 23 Maret 1900. Ia belajar psikologi dan sosiologi di Universitas Heidelberg, Frankfurt dan Munich. Setelah mendapatkan gelar Ph.D dari Universitas tersebut pada tahun 1922, Fromm lalu belajar psikoanalisis di Munich dan pada Institut Psikoanalisis Berlin. Tahun 1933, ia pindah ke Amerika Serikat dan mengajar di Institut Psikoanalisis Chicago serta melakukan praktik sendiri di kota New York. Fromm pernah mengajar pada sejumlah universitas dan institut di Amerika Serikat hingga Meksiko. Terakhir, Fromm menetap dan meninggal di Swiss, tepatnya di Muralto, pada tanggal 18 Maret 1980. Erich Fromm  mengemukakan bahwa manusia dipengaruhi oleh lingkungannya dari saat kelahiran dan oleh karenanya psikologi bisa sangar bermanfaat hanya dalan frame of reference antropologi dan filsafat. Teorinya tentang kepribadian bukan merupakan reaksi terhadap beberapa konsep dasar     Freud, melainkan perkembangan yang lebih lanjut (melalui integrasi pengetahuan yang diperoleh dari disiplin-disiplin lain) dari konsep-konsep ini.
Insting. Fromm sependapat dengan Freud dalam menekankan pentingnya motivasi itu pertama-tama bersifat instingtif. Ia berpendapat bahwa selain manusia terdorong untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan organic, manusia juga terdorong untuk menjadi masyhur dan berkuasa, untuk cinta, dan merealisasikan cita-cita religious dan humanistik.
Perkembangan Psikoseksual. Fromm melihat berbagai tahap perkembangan kepribadian tidak sebagai tahap-tahap perkembangan fisiologis yang berturut-turut, melainkan sebagai hasil-hasil dari proses sosialisasi. Kepribadian orang itu berkembang menurut kesempatan-kesempatan yang diberikan kepadanya oleh masyarakat tertentu. Dalam masyarakat kapitalis, misalnya, seseorang mungkin mencapai identitas pribadi dengan menjadi kaya atau mengembangkan perasaan berakar dengan menjadi pekerja yang dapat diandalkan dan dipercaya dalam suatu perusahaan yang besar. Dengan kata lain, penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat biasanya merupakan kompromi antara kebutuhan-kebutuhan dari dalam (batin) dan tuntutan-tuntutan dari luar. Ia mengembangkan karakter sosial dengan berpegang pada syarat-syarat masyarakat.

B.      Kepribadian yang Sehat Menurut Fromm
Bagi Fromm, penyesuaian diri dalam masyarakat bukan tujuan yang paling tinggi, melainkan orang yang produktif di mana ia benar-benar menghayati kehidupan yang matang. Fromm menyebut kepribadian yang sehat: “orientasi produktif”, yakni suatu konsep yang srupa dengan kepribadian yang matang dari Allport, dan orang yang mengaktualisasikan diri dari Maslow. Dengan menggunakan kata “orientasi”, Fromm menunjukkan bahwa kata itu merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang meliputi semua segi kehidupan, respons-respons itelektual, emosional, dan sensorik terhadap orang-orang, benda-benda, peristiwa-peristiwa di dunia dan juga terhadap diri.
Menjadi produktif berarti orang menggunakan semua tenang dan potensinya. Kata produktif mungkin menyesatkan karena kita cenderung memikirkan kata tersebut dalam arti menghasilkan sesuatu seperti barang-barang material, karya-karya seni, atau ide-ide. Fromm mengartikan kata produktif itu sinonim dengan berfungsi sepenuhnya, mengaktualisasikan diri, mencintai, keterbukaan, dan mengalami. Tetapi, ada satu pengertian di mana kepribadian sehat dan produktif benar-benar menghasilkan sesuatu dan merupakan hasil yang sangat penting dari seorang individu, yakni diri. Orang-orang sehat menciptakan diri mereka dengan melahirkan semua potensi mereka, dengan menjadi menurut kesanggupan mereka, dengan memenuhi semua kapasitas mereka.
Empat segi tambahan dalam kepribadian yang sehat dapat membantu menjelaskan apa yang dimaksud Fromm dengan orientasi produktif. Keempat segi tambahan itu adalag cinta yang produktif, pikiran yang produktif, kebahagiaan, dan suara hati.
Cinta yang produktif ialah suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana partner-partner dapat mempertahankan individualitas mereka. Diri orang sendiri tidak terserap atau hilang dalam cinta terhadap orang lain. Diri tidak berkurang dalam cinta produktif melainkan diperluas, dibiarkan terbuka sepenihnya. Suatu perasaan akan hubungan tercapai, tetapi identitas dan kemerdekaan seseorang terpelihara. Tercapainya cinta yang produktif merupakan salah satu prestasi kehidupan yang agak sulit. Kita tidak jatuh dalam “cinta”, tetapi kita harus berusaha sekuat tenaga karena cintanya yang produktif itu menyangkut empat sifat yang menantang: perhatian, tanggung jawab, respek, dan pengetahuan. Mencintai orang lain berarti sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan mereka dan membantu pertumbuhan serta perkembangan mereka.
Pikiran yang produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir yang produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya. Ada suatu hubungan yang erat antara objek pikiran dan pemikir di mana orang dapat memeriksa objek secara objektif, secara respek dan perhatian. Pikiran yang produktif berfokus pada seluruh gejala dengan mempelajarinya dan bukan pada keinginan-keinginan dan potongan-potongan gejala yang terpisah. Fromm berpendapat bahwa semua penemuan dan pemahaman yang hebat melibatkan pikiran objektif, di mana pemikir-pemikir didorong oleh ketelitian, respek, dan perhatian untuk menilai secara objektif seluruh masalah. Kebahagiaan merupakan suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif dan kebahagiaan itu menyertai seluruh kegiatan produktif. Kebahagiaan bukan semata-mata suatu perasaan atau suatu keadaan yang menyenangkan, tetapi juga merupakan suatu kondisi yang meningkatkan seluruh organisme, menghasilkan penambahan gaya hidup, kesehatan fisik, dan pemenuhan potensi-potensi seseorang. Orang-orang produktif adalah orang-orang yang berbahagia.
Fromm membedakan dua tipe suara hati, yakni suara hati otoriter dan suara hati humanistic. Suara hati otoriter adalah penguasa dari luar yang diiternalisasikan, yang memimpin tingkah laku orang itu. Penguasa itu dapat berupa orangtua, negara, atau suara kelompok lainnya yang mengatur tingkah laku melalui ketakutan orang itu terhadap hukuman karena melanggar kode moral itu, maka dia mengalami perasaan bersalah. Suara hati otoriter ialah antithesis terhadap kehidupan produktif. Suara hati humanistik ialah suara hati dari diri dan bukan dari suatu perantara dari luar. Pedoman kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internal individual. Orang bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok dengan berfungsi sepenuhnya dan menyingkap seluruh kepribadian, tingkah laku yang menghasilkan rasa persetujuan dan kebahagiaan dari dalam. Jadi, kepribadian yang sehat dan produktif memimpin dan mengatur diri sendiri.
Orientasi produktif ialah suatu keadaan ideal atau tujuan perkembangan manusia dan belum pernah dicapai dalam masyarakat manapun. Kesehatan jiwa dalam pandangan Fromm ditetapkan oleh masyarakat karena kodrat struktur sosial membantu atau menghalangi kesehatan psikologis. Apabila masyarakat-masyarakat yang sakit menghasilkan orang-orang sakit, maka satu-satunya cara untuk mencapai orientasi produktif ialah dengan hidup dalam suatu masyarakat yang waras dan sehat, masyarakat yang memajukan produktivitas.
Fromm juga melihat kepribadian-kepribadian yang tidak matang dengan orientasi-orientasi tidak produktif, yakni orientasi reseptif, eksploitatif, penimbunan, dan pemasaran. Seperti orientasi produktif, orientasi-orientasi tidak produktif ialah ciri pembawaan yang esensial, cara-cara bagaimana orang-orang mengarahkan ke dunia di sekitarnya. Kepribadian dari setiap individu merupakan campuran dari beberapa atau semua sifat ini. Tidak satu orientasi pun merupakan satu tipe, meskipun salah satu orientasi biasanya lebih dominan daripada yang lainnya. Orang-orang dengan orientasi reseptif adalah penerima-penerima yang pasif dalam hubungannya dengan orang lain. Mereka tidak mampu menghasilkan, menciptakan atau memberi cinta. Mereka sama sekali tergantung pada sumber-sumber dari luar; partner, teman-teman, atau masyarakat, untuk segala sesuati yang mereka butuhkan. Karena mereka begitu tergantung dan tidak dapat berbuat sesuatu untuk diri mereka sendiri, maka mereka dapat dilumpuhkan oleh kecemasan dan ketakutan kalau dibiarkan.
Masyarakat yang membantu perkembangan orientasi ini secara resmi mendukung dan mendorong eksploitasi serta manipulasi terhadap satu kelompok orang-orang oleh kelompok lain. Satu contoh yang jelas ialah kebudayaan budak, di mana budak-budak hanya dapat bertindak secara reseptif dan pasif terhadap tuan-tuannya.
Orientasi eksploitatif adalah ciri-ciri orang yang diatur oleh sumber-sumber dari luar. Mereka tidak menunggu menerima dari orang lain, tetapi mereka terdorong untuk mengambil dari mereka dengan kekerasan atau tipu muslihat atau dengan cara apa saja yang dianggap bermanfaat. Selain itu, orang-orang ini tidak mampu menghasilkan atau menciptakan sendiri dan dengan demikian mereka mendapat cinta, milik, bahkan pikiran serta emosi, hanya dengan mengambilnya dari orang lain. Orientasi ini merupakan sifat dari masyarakat totaliter atau masyarakat fasis, suatu lingkungan di mana pemimpin-pemimpin yang kuat dan bersifat menguasai memerintah dengan kekerasan. Tetapi, orientasi ini dapat terjadi dalam masyarakat manapun juga.
Orientasi penimbunan ialaha ciri orang-orang yang tidak mengharapkan sesuatu dari luar, dan juga tidak menerima atau mengambil. Orang-orang ini mencapai kemanan dengan menabung atau menimbun milik-milik material, pikiran-pikiran, atau emosi-emosi. Kepribadian-kepribadian yang menimbun tampaknya membangun tembok-tembok di sekeliling diri mereka sehingga mereka tidak membiarkan milik-miliknya keluar (dan tidak membiarkan sesuatu masuk). Semua segi dari orang-orang ini menjadi milik privat dan tidak boleh dibagi atau diberi kepada orang lain.
Orientasi pemasaran merupakan ciri pembawaan utama dalam masyarakat kapitalis. Kepribadian atau diri dinilai hanya sebagai sesuatu barang dagangan yang dijual atau ditukar untuk keberhasilan. Perasaan akan penghargaan, penilaian, dan kebanggaan tergantung pada bagaimana keberhasilan dalam menjual diri. Keberhasilan atau kegagalan tidak tergantung pada pengembangan kapasitas-kapasitas produktif sampai pada tingkat yang sangat penuh, juga tidak pada integrasi, pengetahuan, atau keterampilan-keterampilan, melainkan bagaimana sebaiknya meproyeksikan diri padaorang lain. Kualitas-kualitas luaran, senyum, ramah, kelihatan sebagai orang-orang baik, tertawa atas lelucon atasan lebih penting daripada kualitas-kualitas bagian dalam.
Fromm juga telah mengutarakan suatu pasangan kelima orientasi-orientasi tidak produktif: orientasi nekrofilus dan orientasi biofilus. Orientasi nekrofilus menggambarkan seseorang yang selalu berjuang melawan kematian dan kehancuran serta yang memperhatikan pertumbuhan perkembangan diri.
Orientas-orientasi tidak produktif ini kelihatannya merupakan cara-cara yang tidak sehat dalam berhubungan dengan dunia. Tetapi, Fromm menunjukkan bahwa masing-masing orientasi ini memiliki segi-segi yang diinginkan dan yang tidak diinginkan. Masing-masing orientasi meliputi suatu rangkaian kesatuan (continuum) atau jajaran tingkah laku dari sama sekali tidak produktif sampai sekurang-kurangnya cukup produktif. Misalnya, dalam orientasi reseptif, sifat tingkah laku yang submisif (suatu cara bertingkah laku yang tidak produktif) dapat diubah menjadi taat (suatu sifat yang lebih produktif). Sifat yang abnormal dapat diubah menjadi tingkah laku yang dapat menyesuaikan diri, sifat pengecut menjadi tingkah laku sensitif, dan sifat yang lemah menjadi tingkah laku yang sopan.
Fromm menganggap sisi yang tidak disenangi dari orientasi-orientasi yang tidak produktif adalah distorsi dari sifat-sifat pembawaan normal yang dibutuhkan supaya tetap hidup. Kita semua terkadang harus dapat menerima barang-barang dari orang lain, atau mengambilnya, menyimpan, dan menukarnya. Kita terkadang harus taat kepadapenguasa, memimpin orang lain, menjadi sendirian, atau menjadi agresif. Hanya bila orientasi kita benar-benar tidak produktif, maka kebutuhan untuk sekali-kali mendapat, mengambil, menyimpan, atau menukar berubah menjadi dorongan menerima, memeras, menimbun, atau memasarkan. Kunci untuk kesehatan psikologis ialah kekuatan dari kecenderungan-kecenderungan produktif.
Sangat disayangkan bahwa Fromm tidak mengatakan kepada kita bagaimana terjadinya perubahan dari yang tidak produktif ke yang produktif ini. Pada umumnya, perubahan itu bertalian dengan kekuatan dari orientasi produktif. Semakin besar kekuatan orintasi produktif, maka akan semakin berhasik juga ia dalam mengubah segi-segi yang lebih diinginkan. Semakin banyak tingkah laku yang tidak diinginkan ini diubah, maka kepribadian akan semakin sehat

C.     Ciri-ciri Kepribadian Sehat Menurut Erich Fromm
Menurut Fromm, pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu hidup dalam masyarakat sosial yang ditandai dengan hubungan-hubungan yang manusiawi, diwarnai oleh solidaritas penuh cinta dan tidak saling merusak atau menyingkirkan satu dengan lainnya. Tujuan hidup seorang pribadi adalah keberadaan dirinya itu sendiri dan bukan pada apa yang dimiliki, pada apa kegunaannya atau fungsinya (A man whose goal in life is being, not having and using). Dengan demikian, menurut Fromm, orang yang berkepribadian sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat
2.      Mampu mencintai dan dicintai,
3.      Mampu mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan itu,
4.      Mampu hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat,
5.      Mampu menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya
6.      Memiliki watak sosial yang produktif.


Refrensi :
Schultz,Duane.(1991). Psikologi Pertumbuhan.Yogyakarta:Penerbit Kanisius.
Samsyu Yusuf dan Juantika Nurihsan. (2007). Teori Kepribadian. Bandung: Rosda

Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius
http://hildamawardya.blogspot.co.id/2015/04/teori-kepribadian-sehat-menurut.html

Tugas Kesehatan Mental Teori Kepribadian Sehat Menurut Pendapat Abraham Maslow


A.  Hierarki Kebutuhan Manusia
Setiap makhluk hidup mempunyai kebutuhan, tidak terkecuali manusia. Manusia mempunyai kebutuhan beragam. Namun, pada hakekatnya setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar yang sama. Kebutuhan dasar tersebut bersifat manusiawi dan menjadi syarat untuk keberlangsungan hidup manusia. Siapapun orangnya pasti memerlukan kebutuhan dasar.
Teori kebutuhan manusia yang sering dijadikan acuan adalah hierarki kebutuhan dasar manusia yang dipublikasikan Abraham Maslow pada tahun 1970. Abraham Maslow adalah seorang psikolog aliran humanism yang hidup pada tahun 1908-1970. Menurut Maslow  manusia didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal dan yang dibawa sejak lahir, yang tersusun dalam suatu tingkatan mulai dari yang tertinggi sampai terendahKebutuhan yang termasuk di dalamnya adalah:

1.      Kebutuhan dasar atau kebutuhan psikologis (Biological and Physiological Needs).
Adalah kebutuhan-kebutuhan yang bersifat logis guna memenuhi aspek jasmaniah, seperti makan, tidur, minum, istirahat, rekreasi, dan seksual. Karena kebutuhan-kebutuhan  tersebut merupakan yang terkuat dari semua kebutuhan yang lain.
2.      Kebutuhan akan keamanan dan perlindungan (Safety needs).
Adalah kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi kebutahan akan jaminan, stabilitas, perlindungan, ketertiban, bebas dari ketakutan dan kesemasan. Misalnya : Kita menambah uang tabungan kita di bank, membeli asuransi, dan tetap tinggal dalam pekerjaan-pekerjaan yang aman dan terjamin supaya dengan demikian tidak kehilangan tunjangan tambahan.
3.      Kebutuhan  akan kehidupan sosial (Belonging needs and love needs)
Adalah kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Individu diberi kesempatan dan kebebasan tanpa diskriminasi untuk menjalin interaksi sosial dengan siapa saja. Mereka bergaul dengan semua orang tanpa memandang latar belakang suku, agama, status sosial, pendidikan, jenis kelamin, dan warna kulit.  Misalnya, rasa memiliki, penerimaan, pertemanan, dan cinta.
4.      Kebutuhan yang berhubungan dengan ego manusia (Esteem needs)
Adalah kebutuhan untuk menghargai dan dihargai orang lain. Dalam hal ini, termasuk kebutuhan untuk mencintai ataupun dicintai. Secara operasional, dapat digambarkan adanya kebebasan untuk memberikan penghargaan kepada siapa saja. Demikian pula ia pun berhak untuk memperoleh penghargaan dari siapa saja tanpa pandang bulu. Hal ini berarti individu berhak menikah dan hidup bersama dalam keluarga dengan siapa saja
5.      Kebutuhan aktualisasi diri (Self actualization)
Adalah kebutuhan untuk mewujudkan seluruh potensi agar berkembang secara optimal. Konsekuensi dari konsep ini, mengingatkan adanya persamaan pada setiap individu untuk memperoleh kesempatan mengembangkan diri melalui jalur pendidikan formal dan non formal. Ia pun memperoleh kebebasan berkarya guna mewujudkan aspirasi, cita-cita, minat-bakat dan kreativitas, tanpa kekangan, dan halangan atau hambatan dari siapa saja. Contohnya: Seorang musisi harus bermusik, seniman harus melukis, dan penyair harus menulis. Kebutuhan ini membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang itu merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak dicintai atau diterima, atau kurang harga diri, sangat mudah untuk mengetahui apa orang itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu jelas apa yang seseorang ingin ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi diri. Maslow mengungkapkan bahwa manusia harus memuaskan kebutuhannya masing-masing tingkat, bergerak dari bawah ke atas, dari waktu ke waktu.

B.  Kepribadian yang Sehat Menurut Pendapat Abraham Maslow
Menurut Abraham Maslow, pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu mengaktualisasikan diri. Bagi Maslow, motivasi seseorang untuk aktualisasi diri bagi pribadi yang sehat tidak hanya didasarkan oleh kebutuhan-kebutuhan untuk memenuhi kekurangannya (deficit motivates), tetapi oleh metamotivasi, yaitu nilai-nilai hidup termasuk kebenaran, keindahan, kebijaksanaan, kedamaian, kesatuan, kemerdekaan, dst. Nilai-nilai ini oleh Maslow disebut juga B-Values. Nilai-nilai ini menjadi sumber yang mengarahkan dan mengembangkan kepribadian manusian Menurut Maslow, syarat untuk mencapai aktualisasi diri adalah memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang tadi telah disebutkan, yaitu memuaskan hierarki empat kebutuhan yang ada, diantaranya yang pertama adalah kebutuhan akan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, cinta kasih, serta penghargaan diri. Dan kebutuhan ini harus terpenuhi sebelum timbul kebutuhan akan aktualisasi diri.
C.           Perbedaan Meta Needs dan Deficiency Needs
No
Meta Needs
Deficiency Needs
1
Ketika basic needs dalam hierarki Maslow telah terpenuhi kebutuhan aktualisasi diri dan pemahaman kognitif muncul. Manusia dimotfasikan oleh meta needs.
Kebutuhan akan dorongan fisiologis seperti: rasa lapar, haus, oksigen dan seks
2
Meta needs tidak bersifat hirarkhis
Kebutuhan akan rasa aman, meliputi: kebutuhan akan perlindungan, keamanan, hukum, kebebasan dari rasa takut, dan kecemasan.
3
Meta needs merupakan pembawaan manusia sebagaimana basic needs
Kebutuhan untuk memiliki, meliput: kebutuhan untuk berteman, berkeluarga, atau beroganis
4
Bila tidak terpenuhi mengakibatkan orang-orang mengalami metapologi    
Kebutuan akan harga diri, meliputi: pengahrgaan yang didasarkan atas respek terhadap kemampuan, kemandirian, dan perwujudan kita sendiri, dan juga penghargaan atas penilaian orang lain.



                                                
Metapologi meta needs diantaranya:
·         Kebenaran
·         Kebaikkan
·          Keindahan’
·         Kesatuan
·         Transendensi-dikotomi
·         Penuh energi  
·         Keunikan individualitas  
·         Kesempurnaan
·         Keperluan
·         Penyelesaian, penghabisan
·         Keadilan
·         Kesederhanaan
·         Kekayaan, keseluruhan dan kelengkapan perhatian pada dunia
·         Kesanggupam untuk berdiri sendiri
·         Penuh arti

·         Sifat-sifat kebutuhan dasar ( Deficiency Needs) :
a.       Ketiadaannya menimbulkan penyakit
b.      Keberadaannya mencegah penyakit
c.       Pemulihannya menyembuhkan penyakit
d.      Dalam situasi tertentu yang sangat kompleks dan di mana orang bebas memilih, orang  yang  kekurangan kebutuhan akan mengutamakanpemuasan kebutuhan ini dibandingkanjenis kepuasan yang lain.
e.       Kebutuhan ini tidak aktif, lemah, atau secara fungsional tidak terdapat pada orang yang sehat.

D.  Ciri-ciri “Actualized People” : 

1)      Mengamati Realitas Secara Efisien
Mereka tidak memandang dunia hanya sebagaimana mereka inginkan atau butuhkan, tapi mereka melihatnya sebagaimana adanya. Bahwa pengaktualisasi diri adalah hakim yang teliti pada orang lain, mampu menemukan dengan cepat penipuan dan ketidakjujuran.

2)      Penerimaan Umum atas Kodrat, Orang-orang Lain dan Diri Sendiri
Orang yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka, kelemahan dan kekuatan mereka tanpa keluhan atau kesusahan. Sesungguhnya, mereka tidak terlampau banyak memikirkannya.

3)      Spontanitas, Kesederhanaan, Kewajaran
Dalam semua segi kehidupan, pengaktualisasian diri bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura. Mereka tidak harus menyembunyikan emosi mereka, tapi dapat memperlihatkan emosi mereka dengan jujur. Dalam istilah sederhana, kita dapat berkata, orang ini bertingkah laku secara kodrati, yakni sesuai dengan kodrat mereka.

4)      Fokus pada Masalah-masalah di Luar Diri Mereka
Orang yang mengaktualisasikan diri yang dipelajari Maslow, melibatkan diri pada pekerjaan. Tanpa pengecualian, mereka memiliki suatu perasaan akan tugas yang menyerap mereka dan mereka mengabdikan kebanyakan energi mereka kepadanya. Bahwa tidak mungkin menjadi orang yang mengaktualisasikan diri tanpa perasaan dedikasi ini.

5)      Kebutuhan akan Privasi dan Independensi
Orang yang mengaktualisasikan diri memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan dan kesunyian. Meskipun mereka tidak menjauhkan diri dari kontak dengan manusia, mereka rupanya tidak membutuhkan orang lain. Mereka tidak tergantung pada orang lain untuk kepuasan mereka dengan demikian mungkin mereka menjauhkan diri dan tidak ramah. Tingkah laku dan perasaan mereka sangat egosentris dan terarah pada diri mereka sendiri.ini artinya mereka memiliki kemampuan untuk membentuk pikiran, mencapai keputusan, dan melaksanakan dorongan dan disiplin mereka sendiri.

6)      Berfungsi secara Otonom
Kemampuan pengaktualisasian diri berfungsi secara otonom oleh motif kekurangan, maka mereka tidak lagi di dorong oleh motif kekurangan, maka mereka tidak tergantung pada dunia yang nyata untuk kepuasan mereka karna pemuasan dari motif pertumbuhan datang dari dalam. Sebaliknya pemuasan akan cinta, penghargaan, dan kebutuhan lain yang lebih rendah tergantung pada sumber dari luar.

7)      Apresiasi yang Senantiasa Segar
Pengaktualisasi diri senantiasa menghargai pengalaman tertentu bagaimana seringnya pengalaman itu terulang, dengan suatu perasaan kenikmatan yang segar, perasaan terpesona, dan kagum. Suatu pandangan yang bagus atau menyegarkan pada dorongan setiap hari untuk bekerja.

8)      Pengalaman Mistik atau “Puncak”
Ada kesempatan dimana orang yang mengaktualisasikan diri mengalami ekstase, kebahagiaan, perasaan terpesona yang hebat dan meluap-luap, sama seperti pengalaman keagamaan yang mendalam. Selama pengalaman puncak ini, yang dianggap Maslow adalah biasa dikalangan orang yang sehat, diri di lampaui, dan orang itu digenggam oleh suatu perasaan kekuatan, kepercayaan dan kepastian, suatu perasaan yang dalam bahwa tidak ada sesuatu yang tidak dapat diselesaikannya atau menjadi.

9)      Minat Sosial
Pengaktualisasikan diri memiliki perasaan empati dan afeksi yang kuat dan dalam pada semua manusia, juga suatu keinginan untuk membantu kemanusiaan.

10)   Hubungan Antarpribadi
Pengaktualisasian diri mampu mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan orang lain dari pada orang yang memiliki kesehatan jiwa yang biasa. Mereka mampu memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan yang lebih dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna dengan individu lain.

11)   Struktur Watak Demokratis
Orang yang sangat sehat membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatikan kelas sosial, tingkat pendidikan, atau agama, ras. Perbedaan serupa itu tidak masalah bagi pengaktualisasian diri. Tetapi tingkah laku mereka lebih dalam dari pada toleransi.

12)   Perbedaan antara Sarana dan Tujuan, antara Baik dan Buruk
Pengaktualisasian diri membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau cita-cita jauh lebih penting dari pada sarana untuk mencapainya. Akan tetapi, hal ini lebih sulit karna kegiatan dan pengalaman tertentu yang merupakan sarana bagi orang yang kurang sehat kerap dianggap oleh pengaktualisasian diri sebagai tujuan dalam dirinya sendiri.

13)  Perasaan Humor yang Tidak Menimbulkan Permusuhan
Orang yang sepenuhnya sehat berbeda dari individu biasa dalam apa yang mereka anggap humor yang menyebabkan mereka tertawa. Orang yang kurang sehat menertawakan tiga macam humor: humor permusuhan yang menyebabkan seseorang merasakan sakit, humor superiroritas yang mengambil keuntungan dari perasaan rendah diri orang lain atau kelompok dan humor pemberontakan terhadap penguasa yang berhubungan dengan suatu situasi Oedipus atau percakapan cabul.

14)   Kreativitas
Kreativitas merupakan suatu sifat yang akan diharapkan seseorang dari pengaktualisasian diri. Mereka adalah asli, inventif, dan inofativ, meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya seni; tidak semua mereka dalah penulis, seniman, atau pengubah lagu.

15)   Resistensi Terhadap Inkulturasi
Pengaktualisasian diri dapat berdiri sendiri dan otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh sosial, untuk berpikir atau bertindak menurut cara tertentu. Mereka mempertahankan otonomi batin, tidak terpengaruh oleh kebudayaan mereka, dibimbing oleh diri mereka bukan oleh orang lain.

Refrensi :                                 
Schultz,Duane.(1991). Psikologi Pertumbuhan.Yogyakarta:Penerbit Kanisius.
Riyanto, Theo. Jadikan Dirimu Bahagia. (2006). Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI)
http://hildamawardya.blogspot.co.id/2015/03/teori-kepribadian-sehat-menurut_27.html
http://belajarpsikologi.com/teori-hierarki-kebutuhan-maslow/