A.
Erich Fromm
(1900-1980), lahir di Frankfurt,
Jerman pada tanggal 23 Maret 1900. Ia belajar psikologi dan sosiologi di Universitas
Heidelberg, Frankfurt dan Munich. Setelah mendapatkan gelar Ph.D dari
Universitas tersebut pada tahun 1922, Fromm lalu belajar psikoanalisis di
Munich dan pada Institut Psikoanalisis Berlin. Tahun
1933, ia pindah ke Amerika Serikat dan mengajar di Institut Psikoanalisis
Chicago serta melakukan praktik sendiri di kota New York. Fromm pernah mengajar
pada sejumlah universitas dan institut di Amerika Serikat hingga Meksiko.
Terakhir, Fromm menetap dan meninggal di Swiss, tepatnya di Muralto, pada tanggal
18 Maret 1980. Erich Fromm mengemukakan
bahwa manusia dipengaruhi oleh lingkungannya dari saat kelahiran dan oleh
karenanya psikologi bisa sangar bermanfaat hanya dalan frame of reference
antropologi dan filsafat. Teorinya tentang kepribadian bukan merupakan reaksi
terhadap beberapa konsep dasar Freud, melainkan perkembangan yang lebih lanjut
(melalui integrasi pengetahuan yang diperoleh dari disiplin-disiplin lain) dari
konsep-konsep ini.
Insting. Fromm sependapat dengan Freud
dalam menekankan pentingnya motivasi itu pertama-tama bersifat instingtif. Ia
berpendapat bahwa selain manusia terdorong untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan
organic, manusia juga terdorong untuk menjadi masyhur dan berkuasa, untuk
cinta, dan merealisasikan cita-cita religious dan humanistik.
Perkembangan
Psikoseksual.
Fromm melihat berbagai tahap perkembangan kepribadian tidak sebagai tahap-tahap
perkembangan fisiologis yang berturut-turut, melainkan sebagai hasil-hasil dari
proses sosialisasi. Kepribadian orang itu berkembang menurut
kesempatan-kesempatan yang diberikan kepadanya oleh masyarakat tertentu. Dalam
masyarakat kapitalis, misalnya, seseorang mungkin mencapai identitas pribadi
dengan menjadi kaya atau mengembangkan perasaan berakar dengan menjadi pekerja
yang dapat diandalkan dan dipercaya dalam suatu perusahaan yang besar. Dengan
kata lain, penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat biasanya merupakan
kompromi antara kebutuhan-kebutuhan dari dalam (batin) dan tuntutan-tuntutan
dari luar. Ia mengembangkan karakter sosial dengan berpegang pada syarat-syarat
masyarakat.
B.
Kepribadian yang Sehat Menurut Fromm
Bagi Fromm, penyesuaian diri
dalam masyarakat bukan tujuan yang paling tinggi, melainkan orang yang
produktif di mana ia benar-benar menghayati kehidupan yang matang. Fromm
menyebut kepribadian yang sehat: “orientasi produktif”, yakni suatu konsep yang
srupa dengan kepribadian yang matang dari Allport, dan orang yang
mengaktualisasikan diri dari Maslow. Dengan menggunakan kata “orientasi”, Fromm
menunjukkan bahwa kata itu merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang
meliputi semua segi kehidupan, respons-respons itelektual, emosional, dan
sensorik terhadap orang-orang, benda-benda, peristiwa-peristiwa di dunia dan
juga terhadap diri.
Menjadi
produktif berarti orang menggunakan semua tenang dan potensinya. Kata produktif
mungkin menyesatkan karena kita cenderung memikirkan kata tersebut dalam arti
menghasilkan sesuatu seperti barang-barang material, karya-karya seni, atau
ide-ide. Fromm mengartikan kata produktif itu sinonim dengan berfungsi
sepenuhnya, mengaktualisasikan diri, mencintai, keterbukaan, dan mengalami. Tetapi,
ada satu pengertian di mana kepribadian sehat dan produktif benar-benar
menghasilkan sesuatu dan merupakan hasil yang sangat penting dari seorang
individu, yakni diri. Orang-orang sehat menciptakan diri mereka dengan
melahirkan semua potensi mereka, dengan menjadi menurut kesanggupan mereka,
dengan memenuhi semua kapasitas mereka.
Empat
segi tambahan dalam kepribadian yang sehat dapat membantu menjelaskan apa yang
dimaksud Fromm dengan orientasi produktif. Keempat segi tambahan itu adalag
cinta yang produktif, pikiran yang produktif, kebahagiaan, dan suara hati.
Cinta yang produktif ialah suatu
hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana partner-partner dapat mempertahankan
individualitas mereka. Diri orang sendiri tidak terserap atau hilang dalam
cinta terhadap orang lain. Diri tidak berkurang dalam cinta produktif melainkan
diperluas, dibiarkan terbuka sepenihnya. Suatu perasaan akan hubungan tercapai,
tetapi identitas dan kemerdekaan seseorang terpelihara. Tercapainya cinta yang
produktif merupakan salah satu prestasi kehidupan yang agak sulit. Kita tidak
jatuh dalam “cinta”, tetapi kita harus berusaha sekuat tenaga karena cintanya
yang produktif itu menyangkut empat sifat yang menantang: perhatian, tanggung
jawab, respek, dan pengetahuan. Mencintai orang lain berarti sungguh-sungguh
memperhatikan kesejahteraan mereka dan membantu pertumbuhan serta perkembangan
mereka.
Pikiran yang produktif meliputi
kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir yang produktif didorong
oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif
dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya. Ada suatu hubungan yang erat antara
objek pikiran dan pemikir di mana orang dapat memeriksa objek secara objektif,
secara respek dan perhatian. Pikiran yang produktif berfokus pada seluruh
gejala dengan mempelajarinya dan bukan pada keinginan-keinginan dan
potongan-potongan gejala yang terpisah. Fromm berpendapat bahwa semua penemuan
dan pemahaman yang hebat melibatkan pikiran objektif, di mana pemikir-pemikir
didorong oleh ketelitian, respek, dan perhatian untuk menilai secara objektif
seluruh masalah. Kebahagiaan merupakan suatu bagian integral dan hasil
kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif dan kebahagiaan itu
menyertai seluruh kegiatan produktif. Kebahagiaan bukan semata-mata suatu
perasaan atau suatu keadaan yang menyenangkan, tetapi juga merupakan suatu
kondisi yang meningkatkan seluruh organisme, menghasilkan penambahan gaya
hidup, kesehatan fisik, dan pemenuhan potensi-potensi seseorang. Orang-orang
produktif adalah orang-orang yang berbahagia.
Fromm membedakan dua tipe suara
hati, yakni suara hati otoriter dan suara hati humanistic. Suara hati otoriter
adalah penguasa dari luar yang diiternalisasikan, yang memimpin tingkah laku
orang itu. Penguasa itu dapat berupa orangtua, negara, atau suara kelompok
lainnya yang mengatur tingkah laku melalui ketakutan orang itu terhadap hukuman
karena melanggar kode moral itu, maka dia mengalami perasaan bersalah. Suara
hati otoriter ialah antithesis terhadap kehidupan produktif. Suara hati
humanistik ialah suara hati dari diri dan bukan dari suatu perantara dari luar.
Pedoman kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internal individual.
Orang bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok dengan berfungsi sepenuhnya
dan menyingkap seluruh kepribadian, tingkah laku yang menghasilkan rasa
persetujuan dan kebahagiaan dari dalam. Jadi, kepribadian yang sehat dan
produktif memimpin dan mengatur diri sendiri.
Orientasi
produktif ialah suatu keadaan ideal atau tujuan perkembangan manusia dan belum
pernah dicapai dalam masyarakat manapun. Kesehatan jiwa dalam pandangan Fromm
ditetapkan oleh masyarakat karena kodrat struktur sosial membantu atau
menghalangi kesehatan psikologis. Apabila masyarakat-masyarakat yang sakit
menghasilkan orang-orang sakit, maka satu-satunya cara untuk mencapai orientasi
produktif ialah dengan hidup dalam suatu masyarakat yang waras dan sehat,
masyarakat yang memajukan produktivitas.
Fromm juga melihat
kepribadian-kepribadian yang tidak matang dengan orientasi-orientasi tidak
produktif, yakni orientasi reseptif, eksploitatif, penimbunan, dan pemasaran.
Seperti orientasi produktif, orientasi-orientasi tidak produktif ialah ciri
pembawaan yang esensial, cara-cara bagaimana orang-orang mengarahkan ke dunia
di sekitarnya. Kepribadian dari setiap individu merupakan campuran dari
beberapa atau semua sifat ini. Tidak satu orientasi pun merupakan satu tipe,
meskipun salah satu orientasi biasanya lebih dominan daripada yang lainnya. Orang-orang
dengan orientasi reseptif adalah penerima-penerima yang pasif dalam hubungannya
dengan orang lain. Mereka tidak mampu menghasilkan, menciptakan atau memberi
cinta. Mereka sama sekali tergantung pada sumber-sumber dari luar; partner,
teman-teman, atau masyarakat, untuk segala sesuati yang mereka butuhkan. Karena
mereka begitu tergantung dan tidak dapat berbuat sesuatu untuk diri mereka sendiri,
maka mereka dapat dilumpuhkan oleh kecemasan dan ketakutan kalau dibiarkan.
Masyarakat
yang membantu perkembangan orientasi ini secara resmi mendukung dan mendorong
eksploitasi serta manipulasi terhadap satu kelompok orang-orang oleh kelompok
lain. Satu contoh yang jelas ialah kebudayaan budak, di mana budak-budak hanya
dapat bertindak secara reseptif dan pasif terhadap tuan-tuannya.
Orientasi eksploitatif adalah
ciri-ciri orang yang diatur oleh sumber-sumber dari luar. Mereka tidak menunggu
menerima dari orang lain, tetapi mereka terdorong untuk mengambil dari mereka
dengan kekerasan atau tipu muslihat atau dengan cara apa saja yang dianggap
bermanfaat. Selain itu, orang-orang ini tidak mampu menghasilkan atau
menciptakan sendiri dan dengan demikian mereka mendapat cinta, milik, bahkan
pikiran serta emosi, hanya dengan mengambilnya dari orang lain. Orientasi ini
merupakan sifat dari masyarakat totaliter atau masyarakat fasis, suatu
lingkungan di mana pemimpin-pemimpin yang kuat dan bersifat menguasai memerintah
dengan kekerasan. Tetapi, orientasi ini dapat terjadi dalam masyarakat manapun
juga.
Orientasi penimbunan ialaha ciri
orang-orang yang tidak mengharapkan sesuatu dari luar, dan juga tidak menerima
atau mengambil. Orang-orang ini mencapai kemanan dengan menabung atau menimbun
milik-milik material, pikiran-pikiran, atau emosi-emosi.
Kepribadian-kepribadian yang menimbun tampaknya membangun tembok-tembok di
sekeliling diri mereka sehingga mereka tidak membiarkan milik-miliknya keluar
(dan tidak membiarkan sesuatu masuk). Semua segi dari orang-orang ini menjadi
milik privat dan tidak boleh dibagi atau diberi kepada orang lain.
Orientasi pemasaran merupakan
ciri pembawaan utama dalam masyarakat kapitalis. Kepribadian atau diri dinilai
hanya sebagai sesuatu barang dagangan yang dijual atau ditukar untuk
keberhasilan. Perasaan akan penghargaan, penilaian, dan kebanggaan tergantung
pada bagaimana keberhasilan dalam menjual diri. Keberhasilan atau kegagalan
tidak tergantung pada pengembangan kapasitas-kapasitas produktif sampai pada
tingkat yang sangat penuh, juga tidak pada integrasi, pengetahuan, atau
keterampilan-keterampilan, melainkan bagaimana sebaiknya meproyeksikan diri
padaorang lain. Kualitas-kualitas luaran, senyum, ramah, kelihatan sebagai
orang-orang baik, tertawa atas lelucon atasan lebih penting daripada
kualitas-kualitas bagian dalam.
Fromm
juga telah mengutarakan suatu pasangan kelima orientasi-orientasi tidak
produktif: orientasi nekrofilus dan orientasi biofilus. Orientasi nekrofilus
menggambarkan seseorang yang selalu berjuang melawan kematian dan kehancuran
serta yang memperhatikan pertumbuhan perkembangan diri.
Orientas-orientasi tidak
produktif ini kelihatannya merupakan cara-cara yang tidak sehat dalam
berhubungan dengan dunia. Tetapi, Fromm menunjukkan bahwa masing-masing
orientasi ini memiliki segi-segi yang diinginkan dan yang tidak diinginkan.
Masing-masing orientasi meliputi suatu rangkaian kesatuan (continuum) atau
jajaran tingkah laku dari sama sekali tidak produktif sampai sekurang-kurangnya
cukup produktif. Misalnya, dalam orientasi reseptif, sifat tingkah laku yang
submisif (suatu cara bertingkah laku yang tidak produktif) dapat diubah menjadi
taat (suatu sifat yang lebih produktif). Sifat yang abnormal dapat diubah
menjadi tingkah laku yang dapat menyesuaikan diri, sifat pengecut menjadi
tingkah laku sensitif, dan sifat yang lemah menjadi tingkah laku yang sopan.
Fromm menganggap sisi yang tidak
disenangi dari orientasi-orientasi yang tidak produktif adalah distorsi dari
sifat-sifat pembawaan normal yang dibutuhkan supaya tetap hidup. Kita semua
terkadang harus dapat menerima barang-barang dari orang lain, atau
mengambilnya, menyimpan, dan menukarnya. Kita terkadang harus taat
kepadapenguasa, memimpin orang lain, menjadi sendirian, atau menjadi agresif.
Hanya bila orientasi kita benar-benar tidak produktif, maka kebutuhan untuk
sekali-kali mendapat, mengambil, menyimpan, atau menukar berubah menjadi
dorongan menerima, memeras, menimbun, atau memasarkan. Kunci untuk kesehatan
psikologis ialah kekuatan dari kecenderungan-kecenderungan produktif.
Sangat
disayangkan bahwa Fromm tidak mengatakan kepada kita bagaimana terjadinya
perubahan dari yang tidak produktif ke yang produktif ini. Pada umumnya,
perubahan itu bertalian dengan kekuatan dari orientasi produktif. Semakin besar
kekuatan orintasi produktif, maka akan semakin berhasik juga ia dalam mengubah
segi-segi yang lebih diinginkan. Semakin banyak tingkah laku yang tidak
diinginkan ini diubah, maka kepribadian akan semakin sehat
C.
Ciri-ciri Kepribadian Sehat
Menurut Erich Fromm
Menurut Fromm, pribadi yang sehat
adalah pribadi yang mampu hidup dalam masyarakat sosial yang ditandai dengan
hubungan-hubungan yang manusiawi, diwarnai oleh solidaritas penuh cinta dan
tidak saling merusak atau menyingkirkan satu dengan lainnya. Tujuan hidup
seorang pribadi adalah keberadaan dirinya itu sendiri dan bukan pada apa yang
dimiliki, pada apa kegunaannya atau fungsinya (A man whose goal in life is being,
not having and using). Dengan demikian, menurut Fromm, orang yang
berkepribadian sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mampu mengembangkan hidupnya
sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat
2. Mampu mencintai dan dicintai,
3. Mampu mempercayai dan dipercayai
tanpa memanipulasi kepercayaan itu,
4. Mampu hidup bersolidaritas dengan
orang lain tanpa syarat,
5. Mampu menjaga jarak antar dirinya
dengan masyarakat tanpa merusaknya
6. Memiliki watak sosial yang
produktif.
Refrensi
:
Schultz,Duane.(1991).
Psikologi Pertumbuhan.Yogyakarta:Penerbit Kanisius.
Samsyu
Yusuf dan Juantika Nurihsan. (2007). Teori Kepribadian. Bandung: Rosda
0 komentar:
Posting Komentar